7:54 PM Apakah Diselamatkan Berarti Menerima Keselamatan Penuh |
Renungan Harian - Apakah Diselamatkan Berarti Menerima Keselamatan Penuh?Mengenai keselamatan, banyak saudara-saudari mengatakan dengan percaya diri, “Alkitab menyatakan: ‘Karena itu jika engkau mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya di dalam hatimu bahwa Tuhan telah membangkitkan Dia dari kematian, engkau akan diselamatkan. Sebab dengan hati, orang percaya kepada kebenaran; dan dengan mulut, pengakuan kepada keselamatan dibuat’ (Roma 10:9–10). Kita telah menerima keselamatan pada kayu salib Tuhan Yesus dan jika kita hanya percaya dalam hati kita dan mengakui dosa kita dengan mulut, kita akan diampuni—kita sudah diselamatkan, jadi kita mendapatkan keselamatan penuh dan ketika Tuhan datang, kita pasti akan memasuki kerajaan surga.” Apakah sudut pandang kita ini benar? Apakah diampuninya dosa-dosa kita dan diselamatkan benar-benar berarti kita mendapatkan keselamatan penuh? Kita benar-benar perlu membahas masalah ini dengan jelas, karena ini berkaitan langsung dengan masuknya kita ke kerajaan surga, sebuah masalah besar. Apa artinya “diselamatkan” dalam hal ini? Kita semua tahu bahwa di bawah Zaman Hukum Taurat, Tuhan mengeluarkan hukum dan perintah-perintah melalui Musa untuk memimpin bangsa Israel dalam kehidupan mereka di bumi. Pada masa itu, bangsa Israel hanya harus mematuhi hukum dan perintah dan mereka tidak akan dihukum. Setiap pelanggar harus mempersembahkan korban untuk menebus dosa mereka, atau mereka akan dihukum. Oleh karena itu, orang-orang pada masa itu sangat patuh dengan hukum dan tidak ada yang berani melanggarnya. Menjelang akhir Zaman Hukum Taurat, orang-orang semakin banyak berbuat dosa seiring kerusakan mereka oleh Iblis tumbuh semakin dalam. Tidak ada lagi korban yang cukup untuk menebus dosa-dosa mereka dan semua orang berisiko dihukum mati sesuai dengan hukum. Tuhan tidak tahan melihat orang-orang yang telah Dia ciptakan dilahap oleh Iblis, sehingga Tuhan menjadi manusia dan datang ke bumi untuk bertindak sebagai korban penghapus dosa dengan dipaku pada kayu salib, dengan demikian menyelamatkan manusia dari hidup di bawah hukum Taurat. Sejak saat itu, jika kita hanya percaya kepada Tuhan Yesus, dosa kita bisa diampuni. Kita tidak lagi menderita kutukan karena gagal menegakkan hukum; artinya, kita diselamatkan oleh penebusan Tuhan. Maka jelaslah bahwa “diselamatkan” adalah kita percaya kepada Tuhan Yesus, diampuni dari dosa-dosa kita dengan bertobat di hadapan Tuhan, dan tidak lagi dihukum mati oleh hukum Taurat. Bukan hanya itu, tetapi itu juga berarti bisa menikmati kedamaian, sukacita, dan kasih karunia berlimpah yang diberikan kepada kita oleh Tuhan Yesus. Inilah yang biasa kita sebut sebagai makna sebenarnya dari “diselamatkan” oleh iman. Mari kita baca bersama beberapa bagian: “Orang berdosa sepertimu, yang baru saja ditebus, yang belum diubahkan, atau disempurnakan Tuhan, mungkinkah engkau berkenan di hati Tuhan? Bagimu, engkau yang masih berada dalam diri manusia yang lama, memang benar bahwa engkau diselamatkan oleh Yesus, dan engkau tidak terhitung sebagai orang berdosa karena penyelamatan Tuhan, tetapi hal ini tidak berarti bahwa engkau tidak berdosa, dan tidak najis. Bagaimana mungkin engkau bisa kudus jika engkau belum diubahkan? Di dalam dirimu, engkau dipenuhi dengan kenajisan, egois dan kasar, tetapi engkau masih berharap untuk dapat turun bersama Yesus—enak sekali kau! Engkau melewatkan satu tahap dalam kepercayaanmu kepada Tuhan: engkau baru hanya ditebus, tetapi belum diubahkan. Agar engkau dapat berkenan di hati Tuhan, Tuhan harus langsung melakukan pekerjaan pengubahan dan pembersihan terhadapmu. Jika engkau hanya ditebus, engkau tidak akan dapat mencapai kekudusan. Dengan begini, engkau tidak akan layak mendapat bagian dalam berkat-berkat Tuhan yang baik, sebab engkau melewatkan satu tahap dalam pekerjaan Tuhan dalam mengelola manusia, yaitu tahap kunci berupa pengubahan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, engkau, seorang berdosa yang baru ditebus saja, tidak dapat langsung menerima warisan Tuhan.” “Dosa manusia diampuni melalui Tuhan yang berinkarnasi, namun bukan berarti manusia tidak lagi memiliki dosa dalam dirinya. Dosa manusia dapat diampuni melalui korban penghapusan dosa, tetapi manusia belum mampu menyelesaikan masalah bagaimana ia dapat untuk tidak lagi berbuat dosa dan bagaimana agar sifat dosanya dapat dibuang sepenuhnya dan diubahkan. Dosa manusia diampuni karena pekerjaan penyaliban Tuhan, tetapi manusia tetap hidup dalam watak lama Iblis yang rusak. Dengan demikian, manusia harus sepenuhnya diselamatkan dari watak rusak Iblis sehingga sifat dosa manusia sepenuhnya dibuang dan tidak akan pernah lagi berkembang, sehingga memungkinkan watak manusia berubah.” Dari dua bagian ini, kita dapat melihat bahwa kita memang diselamatkan oleh pekerjaan penebusan Tuhan Yesus, tetapi keselamatan ini hanya berarti dosa-dosa kita diampuni. Itu tidak berarti kita bebas dari belenggu dan kendali dosa. Karena sifat dosa kita masih ada, kita sering melawan ajaran Tuhan dan mengikuti keinginan daging dan melakukan dosa. Persis seperti yang pernah dikatakan oleh Paulus: “Karena dalam diriku ada kehendak; tetapi aku tidak mendapati cara berbuat apa yang baik. Karena apa yang baik yang aku mau tidak aku lakukan: tetapi yang jahat yang aku tidak mau, itu yang aku lakukan. Jadi jika aku melakukan hal yang tidak kukehendaki, maka bukan aku lagi yang melakukannya, melainkan dosa yang diam di dalam diriku” (Roma 7:18–20). Perkataan Paulus menyampaikan suara hati setiap saudara-saudari. Kita sering dikuasai oleh dosa, mewujudkan segala macam watak Iblis yang rusak. Misalnya, Tuhan menuntut kita untuk menjadi orang yang jujur, tetapi kita sering berdusta, menipu, dan berbuat curang demi keuntungan kita sendiri. Dalam hubungan antarpribadi, kita saling bersekongkol demi keuntungan pribadi. Ketika kita menderita melalui pencobaan, kita masih salah paham dan menyalahkan Tuhan, bahkan menjauhkan diri kita dari-Nya atau mengkhianati-Nya. Ketika pekerjaan Tuhan tidak sesuai dengan gagasan kita, kita menghakimi dan mengutuk Tuhan sesuka hati. Kita mengikuti Tuhan tetapi pada saat bersamaan mengikuti dan memuja manusia …. Sulit untuk membebaskan diri kita dari lingkaran setan ini dan kemudian mengaku dosa. Kita tidak pernah dapat membebaskan diri dari belenggu dosa, kita juga tidak dapat benar-benar tunduk kepada Tuhan dan menjadi sesuai dengan-Nya. Bagaimana ini bisa disebut keselamatan penuh? Apakah kita masih punya harapan untuk mencapai keselamatan penuh dan memasuki kerajaan Tuhan? Sebenarnya ada beberapa ayat dalam Alkitab yang telah mengungkapkan hal ini kepada kita. Mari kita lihat. Tercatat dalam Alkitab bahwa: “Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu” (Yohanes 16:12-13). “Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman” (Yohanes 12:48). “Yang dijaga oleh kuasa Tuhan oleh iman kepada keselamatan yang siap untuk dinyatakan pada akhir zaman” (1 Petrus 1:5). “Lihatlah, Sang Hakim berdiri di ambang pintu” (James 5:9). Kita dapat melihat dari ayat-ayat ini bahwa Tuhan Yesus akan datang lagi pada akhir zaman dan mengungkapkan kebenaran, melakukan tahap pekerjaan untuk menghakimi dan menyucikan umat manusia, menyelamatkan kita sepenuhnya dari dosa, memperkenankan kita untuk melepaskan diri dari belenggu dosa, dan pada akhirnya membuat kita sesuai dengan Tuhan. Kita akan menjadi orang yang takut akan Tuhan dan tunduk kepada-Nya. Mencapai hasil seperti itu harus diraih melalui pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman. Hanya melalui penghakiman dan pewahyuan firman Tuhan kita dapat memahami kebenaran akan kerusakan kita oleh Iblis serta sifat dan esensi kita; baru pada saat itulah kita dapat memahami kebenaran, keagungan, dan sifat Tuhan yang tidak dapat diganggu gugat. Baru pada saat itulah kita dapat memiliki penyesalan dan pertobatan sejati, dan memiliki tekad untuk membenci daging dan meninggalkan Iblis. Kita kemudian dapat mengembangkan hati yang takut kepada Tuhan; kita dapat melepaskan diri sepenuhnya dari pengaruh jahat Iblis, berbalik sepenuhnya kepada Tuhan dan didapatkan oleh Tuhan. Saat pemahaman kita tentang kebenaran semakin dalam, kita akan semakin tunduk kepada Tuhan dan melakukan semakin banyak kebenaran. Dengan cara ini, bahkan sebelum kita sadari, kita akan sepenuhnya membuang dosa dan disucikan. Baru pada saat itulah kita dapat mencapai keselamatan penuh dan memasuki kerajaan Tuhan. Jelaslah bahwa hanya ketika kita menerima penghakiman dan hajaran dari firman Tuhan pada akhir zaman, kita dapat memahami kebenaran, mengenal Tuhan, sepenuhnya membebaskan diri dari pengaruh Iblis, dan membuang watak Iblis yang rusak. Kemudian kita bisa hidup dengan kebenaran dan dengan firman Tuhan—inilah arti sebenarnya dari keselamatan penuh. Ini mengharuskan kita untuk lebih banyak berdoa terkait penyambutan kedatangan kembali Tuhan, mencarinya dengan kerendahan hati, dan dengan penuh perhatian mengindahkan “apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja.” Baru kemudian kita dapat menyambut penampakan Tuhan, mengalami pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman, dimurnikan dan diselamatkan sepenuhnya. Syukur pada Tuhan—semoga keselamatan Tuhan pada akhir zaman segera mendatangi kita! Sumber Artikel dari "Belajar Alkitab" |
|
Total comments: 0 | |