10:27 PM Keluarga Saya Menentang Saya Karena Kepercayaan Kami yang Berbeda |
Kesaksian Kristen - Keluarga Saya Menentang Saya Karena Kepercayaan Kami yang BerbedaKetika suami saya mendapati saya sedang membaca firman Tuhan, dia dengan marah berkata: “Kamu tidak boleh membaca buku itu. Aku sudah menyimpannya, dan jika kamu melihatnya lagi, kamu akan harus meninggalkan rumah ini.” Sejak saya mulai membaca firman yang Tuhan ungkapkan pada akhir zaman, suami saya dan putra saya selalu berusaha menghentikan saya, dan ini sangat menyakiti saya. Tetapi saya sudah menjadi yakin bahwa yang tertulis di buku ini adalah perkataan Roh Kudus, dan saya tidak bisa tidak membacanya. Akan tetapi, suami saya dan putra saya tidak berpandangan sama, dan suatu konflik kepercayaan meletus dalam keluarga kami … Ketika Kembali ke Tiongkok untuk Mengunjungi Kerabat Saya, Saya Mendapatkan Firman yang Diucapkan Roh Kudus kepada Gereja-gereja.Semuanya berawal ketika saya kembali ke Tiongkok untuk mengunjungi kerabat saya. Ketika saya bepergian kembali dari Spanyol untuk menemui kerabat saya, saudari ipar saya mengkhotbahkan pekerjaan Tuhan pada akhir zaman kepada saya dan dia memberi saya dua buah buku. Yang satu adalah buku mengenai firman Tuhan yang diungkapkan pada akhir zaman, Gulungan Kitab Dibuka oleh Anak Domba, dan yang lainnya adalah Pertanyaan dan Jawaban Klasik mengenai Injil Kerajaan. Setelah saya tiba kembali di Spanyol, suami saya, putra saya, dan saya meneruskan mengelola sebuah bar, yang biasanya sangat ramai, tetapi saya akan membaca firman Tuhan kapan pun saya punya kesempatan. Saya melihat bahwa firman Tuhan tidak hanya mengungkapkan detail inti dari semua pekerjaan yang sudah dilakukan Tuhan sejak Ia menciptakan dunia, tetapi saya juga melihat bahwa firman mengungkapkan watak-watak yang rusak dalam diri kita, seperti kecongkakan dan keegoisan kita, juga pemahaman yang salah dan bayangan yang kita yakini mengenai Tuhan. Pada saat yang sama, firman Tuhan menunjukkan kepada kita cara untuk menyingkirkan dosa dan meraih keselamatan dalam kepercayaan kita kepada Tuhan. Saya merasa kata-kata ini berasal dari Tuhan, dan hanya Tuhan yang mungkin bisa mengucapkan kata-kata dengan otoritas dan kuasa sebesar itu. Saya merasa seperti sudah menemukan sesuatu yang sangat berharga dan saya mulai semakin haus akan firman Tuhan Kapan pun saya punya waktu, saya akan membuka buku firman Tuhan saya dan mulai membaca, dan saya tidak pernah ingin meletakkannya. Setelah beberapa waktu berlalu, saya perlahan-lahan memahami bahwa Tuhan Yang Mahakuasa telah menampakkan diri dan sedang melakukan pekerjaan-Nya pada akhir zaman dalam rupa “Anak manusia,” melakukan pekerjaan-Nya untuk menghakimi dan menyucikan manusia. Ini menggenapi nubuat dalam Alkitab “Karena sama seperti kilat datang dari arah timur dan bersinar ke arah barat, demikianlah kedatangan Anak Manusia kelak” (Mat. 24:27). “Karena itu hendaklah engkau juga bersiap sedia, karena Anak Manusia datang di waktu yang tidak engkau duga” (Mat. 24:44). “Karena Bapa tidak menghakimi siapa pun, tetapi telah menyerahkan seluruh penghakiman itu kepada Anak” (Yohanes 5:22). Saya menjadi yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa sungguh adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Percaya kepada Tuhan selama lebih dari 10 tahun, saya selalu menantikan kedatangan kembali Tuhan. Sekarang, setelah saya pada akhirnya menyambut kedatangan kembali Tuhan Yesus, saya merasa bergairah sekaligus sukacita, dan saya merasa begitu sangat diberkati. Bagaimana Melakukan Pendekatan pada Alkitab dengan Suatu Cara yang Selaras dengan Kehendak TuhanSuatu hari, saya berada di bar sedang membaca buku firman Tuhan saya dan, ketika saya melihat para pelanggan masuk, saya meletakkan buku di bar dan pergi menyambut mereka. Sesudah para pelanggan pergi, saya berbalik dan mendapati putra saya sedang membaca buku tersebut. Saya sangat senang melihat ini, karena saya sungguh ingin menjadi kesaksian untuk pekerjaan Tuhan pada akhir zaman bersama putra saya. Tetapi, karena saya punya sedikit sekali pemahaman akan kebenaran, saya tidak tahu bagaimana menjelaskannya padanya, jadi saya pikir lebih baik jika dia bisa membaca dan memahaminya sendiri. Saya dengan gembira menghampiri putra saya, tetapi sebelum saya dapat mengatakan sepatah kata pun, putra saya menatap saya dengan wajah datar dan berkata: “Bagaimana ibu bisa membaca buku ini? Buku ini mengatakan bahwa kata-kata di dalamnya diungkapkan oleh Tuhan, tetapi bagaimana itu mungkin? Hanya kata-kata dalam Alkitab yang adalah firman Tuhan.” Saya dengan sabar menjelaskan kepada putra saya, dengan berkata: “Tuhan Yesus sudah kembali sebagai Tuhan Yang Mahakuasa, Kristus dari akhir zaman. Buku yang kamu pegang sekarang berisi kata-kata yang diungkapkan oleh Tuhan Sendiri pada akhir zaman, dan adalah ‘firman yang diucapkan kepada gereja-gereja oleh Roh Kudus’ seperti yang dinubuatkan dalam Kitab Wahyu. Ketika saya selesai mengatakan ini, putra saya sungguh tak bisa menahan amarahnya terhadap saya dan berkata: “Jika ibu percaya kepada Tuhan, maka ibu harus membaca Alkitab! Jadi mengapa ibu tidak membaca Alkitab?” Suami saya mendengar pembicaraan kami dan menasihati saya, dengan mengatakan: “Jika kamu harus membaca sesuatu, maka bacalah Alkitab. Alkitab adalah buku yang sangat bagus. Jika kamu tidak membacanya, buku-buku apalagi yang akan kamu baca?” Putra saya dan suami saya menentang kepercayaan saya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, dan ini adalah sesuatu yang sungguh tidak saya sangka. Saya tahu bahwa apa yang mereka katakan adalah salah dan saya ingin mendiskusikannya dengan mereka, tetapi saya mengerti sedikit sekali mengenai kebenaran tersebut dan saya tidak dapat menjelaskannya dengan jelas, jadi saya pergi dan menyibukkan diri dengan hal-hal lain. Suatu hari, pada waktu devosi rohani saya, saya membaca di Pertanyaan dan Jawaban Klasik mengenai Injil Kerajaan jawaban atas sebuah pertanyaan mengenai mengapa orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa tidak membaca Alkitab: “Selama bertahun-tahun, setiap saudara-saudari yang percaya kepada Yesus sudah membaca Alkitab, dan seiring bergulirnya tahun, keyakinan ini sudah menetap dalam hati mereka semua—Alkitab adalah fondasi bagi mereka yang percaya kepada Tuhan, jika kamu percaya kepada Tuhan, maka kamu harus membaca Alkitab, dan jika kamu tidak membaca Alkitab, maka kamu jangan percaya kepada Tuhan. Tetapi, apakah pandangan ini sesungguhnya sesuai dengan kebenaran? Pada kenyataannya, sebelum Tuhan Yang Mahakuasa memulai pekerjaan baru-Nya, orang harus membaca Alkitab, sebab tercatat dalam Alkitab adalah kehendak dan tuntutan Tuhan kepada manusia selama dua tahap pekerjaan-Nya dan dua zaman dunia yang sudah berlalu, juga nubuat mengenai pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Jika manusia tidak membaca Alkitab, maka mereka tidak akan mampu mengetahui apa tuntutan Tuhan atas manusia di Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia, dan juga tidak akan mampu memahami kehendak Tuhan. Karenanya, sebelum Tuhan memulai pekerjaan baru-Nya pada akhir zaman, manusia perlu membaca Alkitab dan melakukan sesuai dengan tuntutan Tuhan seperti yang tercatat dalam Alkitab. Akan tetapi, sekarang sesudah zaman berubah dan Tuhan telah memulai pekerjaan baru-Nya, manusia hendaknya mengikuti pekerjaan Tuhan sekarang ini, membaca firman Tuhan sekarang ini dan melakukan sesuai kehendak dan tuntutan Tuhan sekarang ini. Hanya dengan cara ini manusia dapat mengikuti jejak langkah Anak Domba …. Tuhan Yang Mahakuasa berkata: ‘Jika ada jalan yang lebih tinggi, mengapa mempelajari jalan yang rendah dan sudah kedaluwarsa? Jika ada perkataan yang lebih baru, dan pekerjaan yang lebih baru, mengapa hidup di antara catatan-catatan sejarah tua? Perkataan-perkataan baru ini dapat memberimu perbekalan, yang membuktikan bahwa ini adalah pekerjaan yang baru; catatan-catatan lama tidak dapat memuaskanmu, atau memuaskan kebutuhanmu di saat ini, yang membuktikan bahwa semua itu adalah sejarah, dan bukan pekerjaan di saat ini dan di sini. Jalan yang tertinggi adalah pekerjaan yang terbaru, terlepas dari seberapa tingginya jalan di masa lalu, jalan itu tetap merupakan sejarah berisi perenungan orang-orang, dan terlepas dari nilainya sebagai rujukan, semuanya tetap merupakan jalan yang lama. Meskipun tercatat dalam “Kitab Suci”, jalan yang lama tetap merupakan sejarah. Meskipun tidak tercatat dalam “Kitab Suci”, jalan yang baru adalah jalan yang terjadi di sini dan sekarang. Jalan ini bisa menyelamatkanmu, dan jalan ini bisa mengubahmu, karena ini adalah pekerjaan Roh Kudus. … Sekarang, engkau tidak perlu membaca Alkitab, karena tidak ada yang baru di dalamnya; semuanya sudah lama. Alkitab adalah sebuah buku sejarah, dan jika engkau makan dan minum Perjanjian Lama selama Zaman Kasih Karunia—jika engkau melakukan apa yang dituntut di zaman Perjanjian Lama selama Zaman Kasih Karunia—Yesus akan menolak dan mengutukmu; jika engkau menerapkan Perjanjian Lama pada pekerjaan Yesus, engkau akan menjadi orang Farisi. Jika hari ini engkau mencampur Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru untuk dimakan dan diminum, dan dilakukan, Tuhan masa kini akan mengutukmu; engkau akan ketinggalan pekerjaan Roh Kudus hari ini! Jika engkau makan dan minum Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, engkau berada di luar aliran Roh Kudus!‘ Jika kita percaya kepada Tuhan, maka kita harus mengikuti langkah-langkah pekerjaan Tuhan. Tuhan melaksanakan baik pekerjaan baru-Nya maupun mengungkapkan firman baru, dan kita harus melepaskan firman yang lama dan makan, minum, dan menikmati firman baru Tuhan.” Setelah membaca jawaban ini, saya menjadi lebih memahami bahwa Alkitab hanyalah suatu catatan mengenai dua tahap pekerjaan sebelumnya yang telah Tuhan laksanakan. Sekarang, kita ada di Zaman Kerajaan dan Tuhan sedang mengungkapkan firman-Nya pada zaman baru dan melaksanakan pekerjaan pada akhir zaman-Nya untuk menghakimi dan menyucikan manusia. Oleh karenanya, kita harus meninggalkan Alkitab dan membaca firman Tuhan yang paling baru, sebab hanya dengan melakukan ini kita bisa mendapatkan pekerjaan Roh Kudus. Sebagai contoh, setelah Tuhan Yesus datang untuk melaksanakan pekerjaan-Nya, mereka yang mengikuti-Nya mulai mendengarkan khotbah-khotbah-Nya dan melakukan sesuai firman-Nya. Dengan melakukan ini, mereka mengikuti jejak langkah Anak Domba dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan. Jika saya berhenti membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa karena campur tangan dari suami dan putra saya, saya hanya akan kehilangan kesempatan saya untuk meraih keselamatan. Apa pun yang terjadi, saya tidak bisa berhenti membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, dan saya tidak bisa berhenti mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa. Apa yang Ada di Balik Keluarga Saya Mencoba Menghentikan Saya Membaca Firman TuhanSuatu hari, saya tidak bisa menemukan buku firman Tuhan saya. Saya sudah mencari ke mana-mana di rumah, tetapi tetap tidak bisa menemukannya, dan saya lalu menyadari bahwa suami saya dan putra saya telah mengambilnya. Kemudian, saya meminta buku itu dari suami saya, tetapi dia dengan marah berkata kepada saya: “Kamu tidak boleh membaca buku itu. Aku sudah menyimpannya, dan kalau kamu melihatnya lagi kamu akan harus meninggalkan rumah ini.” Melihat suami saya mengambil sikap tegas seperti itu, saya tidak berani memintanya lagi. Tak lama berselang, satu-satunya buku firman Tuhan yang saya sembunyikan ditemukan oleh putra saya, yang dengan tegas menolak membiarkan saya membacanya dan dia tak bisa menahan amarahnya. Setelah suami saya mengetahuinya, dia memarahi saya karena tidak memberitahu dia mengenainya, dan dengan jengkel dia merebut satu-satunya buku firman Tuhan saya yang tersisa. Berpikir mengenai bagaimana saya sudah menghabiskan sebagian besar masa hidup saya mengurus keluarga ini dan bagaimana, sekarang saat saya tua, saya pada akhirnya menyambut kedatangan kembali Tuhan, hanya ingin mengikuti Tuhan dalam kesungguhan dan kendati demikian dihalangi lberulang kali oleh orang-orang terdekat saya, saya merasa sangat pedih dan saya menangis sepanjang malam itu. Kemudian, saya meminta lagi buku firman Tuhan saya kepada suami saya, namun dia masih tidak bergeming. Tanpa firman Tuhan untuk dibaca, hati saya serasa sudah dilubangi dan kosong serta gersang, dan saya tidak dalam suasana hati untuk bekerja. Dalam kepedihan saya, saya hanya bisa berdoa kepada Tuhan setiap hari, berharap suami saya akan mengembalikan buku saya, dan berharap saya bisa berhubungan dengan saudara-saudari di Spanyol sini.Puji Tuhan, saya kemudian menelepon saudari ipar saya di Tiongkok dan memintanya untuk membantu saya menghubungi saudara-saudari di Spanyol, dan tidak lama berselang mereka berhasil menemukan saya. Melihat seorang saudari dari gereja, saya merasa sangat gembira, seolah melihat seorang anggota keluarga. Saya menceritakan kepadanya bagaimana suami dan putra saya menghalangi kepercayaan saya kepada Tuhan, dan dia membacakan untuk saya dua kutipan dari firman Tuhan: “Dalam setiap tahap pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam diri orang, dari luar pekerjaan itu terlihat seperti interaksi antara orang-orang, seolah-olah lahir karena pengaturan manusia, atau muncul dari campur tangan manusia. Namun, di balik layar, setiap tahap pekerjaan, dan semua yang terjadi, adalah pertaruhan yang Iblis buat di hadapan Tuhan, dan orang-orang harus berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Tuhan. Misalnya, ketika Ayub diuji: Di balik layar, Iblis bertaruh dengan Tuhan, dan yang terjadi kepada Ayub adalah perbuatan manusia, dan campur tangan manusia. Di balik setiap tahap yang Tuhan lakukan di dalam dirimu, terdapat pertaruhan antara Iblis dengan Tuhan—di balik semua itu ada pertempuran.” “Ayub telah mengalami amukan Iblis, tetapi dia tetap tidak meninggalkan nama Tuhan Yahweh. Istrinya adalah yang pertama muncul dan memainkan peran Iblis yang dapat dilihat dengan menyerang Ayub. Teks aslinya menguraikannya sebagai berikut:”Lalu kata istrinya kepadanya: “Apakah engkau masih mempertahankan kesalehanmu? Kutukilah Tuhan dan matilah!” (Ayub 2:9). Ini perkataan yang diucapkan Iblis yang menyamar sebagai manusia. Perkataan itu adalah serangan, dan tuduhan, serta godaan, pencobaan, dan fitnah.” Saudari itu memberi saya persekutuan, dengan berkata: “Tuhan datang untuk menyelamatkan manusia, dan Iblis ingin melakukan apa pun yang dia bisa untuk mengganggu kita dan menghentikan kita datang ke hadapan Tuhan dan meraih penyelamatan-Nya. Meskipun tampaknya dari luar hal-hal yang terjadi padamu sekarang ini adalah suami dan putramu yang tidak memperbolehkanmu untuk percaya kepada Tuhan, sebenarnya ada suatu pertempuran roh di baliknya. Iblis sedang bertaruh dengan Tuhan untuk melihat apakah kamu bisa atau tidak terus mengikuti Tuhan dengan setia melawan halangan dari keluargamu. Ini seperti ketika pencobaan menimpa Ayub, dan istrinya memainkan peran Iblis untuk menyerang, menggoda, dan mencobai Ayub dengan tujuan menghentikannya dari menyembah Tuhan. Suamimu dan putramu tidak memperbolehkanmu membaca buku-buku ini, dan dengan melakukan itu mereka juga memainkan peran Iblis. Melalui sarana halangan-halangan ini, Iblis ingin kamu kehilangan perbekalan firman Tuhan, perlahan-lahan melemahkan imanmu, membuatmu menjauhkan diri dari Tuhan dan akhirnya kehilangan kesempatanmu untuk diselamatkan. Kita harus memiliki pemahaman mendalam akan pertempuran dalam dunia roh dan bisa menyadari skema licik Iblis yang sebenarnya. Kita juga harus memiliki iman kepada Tuhan, dan bagaimanapun sulitnya situasi yang sedang kita hadapi, kita harus selalu bersaksi dan memuaskan Tuhan, sebab demikianlah Iblis dipermalukan.” Persekutuan dari saudari ini memampukan saya untuk mengerti bahwa di balik usaha keluarga saya untuk menghalangi kepercayaan saya kepada Tuhan, suatu pertempuran sedang berkobar dalam dunia roh untuk melihat apakah saya akan mampu atau tidak berpegang pada iman saya kepada Tuhan, tidak dibatasi oleh suami saya dan putra saya, dan terus mengikuti Tuhan. Ketika saya menyadari ini, saya dalam hati membuat suatu ketetapan hati: “Saya harus menyadari skema licik Iblis yang sebenarnya dan bersaksi bagi Tuhan.” Saudari ini lalu memberi saya sebuah buku firman Tuhan. Saya sangat gembira memiliki sebuah buku firman Tuhan untuk dibaca lagi, dan hati saya dipenuhi rasa syukur kepada Tuhan. Buku Firman Tuhan Saya Kembali Disita—Apa yang Harus Saya LakukanSuatu kali, setelah pertemuan saya dengan saudari tersebut saya lupa menyembunyikan buku saya. Saya tidak menyadari bahwa, saat menemukan buku saya, suami saya akan mengambilnya lagi. Mengingat terakhir kali buku firman Tuhan saya yang telah diberikan kepada saya oleh saudari ipar saya diambil oleh suami saya dan tidak dikembalikan, saya takut kali ini suami saya masih tidak akan mengembalikannya. Hati saya begitu pedih kala itu, dan saya berjalan sendirian di tepi danau dekat rumah kami, dan saya menangis diam-diam. Kemudian, aku teringat akan firman Tuhan: “Ketahuilah bahwa Aku adalah Tuhan Yang Mahakuasa yang memerintah segala sesuatu di alam semesta! Bagi-Ku tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan, apalagi sesuatu yang tidak dapat dicapai atau suatu kata yang tidak dapat dikatakan.” Saya berdoa kepada Tuhan: “Ya Tuhan Yang Mahakuasa! Buku firman Tuhanku telah diambil lagi oleh suamiku. Tanpa firman-Mu untuk kubaca, kehidupan rohaniku akan layu. Ya Tuhan! Bagaimana aku bisa mendapatkan bukuku kembali? Aku mohon agar Engkau menolongku dan memberiku hikmat.” Setelah berdoa, hati saya terasa sedikit lebih tenang. Setelah saya pulang ke rumah, saya berkata kepada suami saya dengan sangat tenang, “Aku terburu-buru kemarin, jadi aku pikir kamu membantuku membereskan buku itu yang tertinggal di sebelah?” Suami saya menatap saya dan berkata: “Ada di keranjang di dalam.” Saya agak sangsi, tetapi ketika saya pergi melihatnya, buku firman Tuhan saya sungguh di sana dan saya sangat gembira hingga saya terus mengucap syukur kepada Tuhan dalam hati. Sebelumnya, saya sudah menangis meminta suami saya mengembalikan buku saya, dan dia bukan hanya tidak mengembalikannya tetapi dia juga mencoba mencegah saya percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Sekarang, yang perlu saya lakukan hanyalah mengucapkan beberapa patah kata dan dia mengembalikannya—ini sungguh perbuatan Tuhan. Pengalaman Yixin memungkinkan kita melihat otoritas dan kuasa firman Tuhan. Firman Tuhan-lah yang memimpinnya untuk mengatasi campur tangan keluarganya dan untuk bersaksi bagi Tuhan—Firman Tuhan sungguh adalah terang yang membimbing jalan kita. Mazmur 119:105 “Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan cahaya bagi jalanku.” Tuhan Yesus berfirman: “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup” (Yohanes 14:6). Terima kasih, Tuhan! Amin! Sumber Artikel dari "Belajar Alkitab" |
|
Total comments: 0 | |