8:57 PM Apakah dibenarkan karena iman dapat masuk kerajaan surga? |
Pertanyaan 14: Alkitab berkata: "Sebab dengan hati, orang percaya kepada kebenaran; dan dengan mulut, pengakuan kepada keselamatan dibuat" (Roma 10:10). Kita percaya bahwa Tuhan Yesus telah menghapus dosa-dosa kita dan membenarkan kita karena iman. Selain itu, kita percaya bahwa jika seseorang sudah pernah diselamatkan, mereka akan diselamatkan selama-lamanya, dan saat Tuhan datang kembali kita akan segera diangkat dan memasuki kerajaan surga. Jadi, mengapa engkau bersaksi bahwa kita harus menerima pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman sebelum kita bisa diselamatkan dan dibawa masuk ke dalam kerajaan surga? Jawaban: Semua orang yang percaya kepada Tuhan berpikir: Tuhan Yesus menebus kita ketika Dia mati di kayu salib, jadi kita sudah dibebaskan dari semua dosa. Tuhan tidak lagi melihat kita sebagai orang berdosa. Kita telah menjadi orang benar melalui iman kita. Selama kita bertahan sampai akhir, kita akan diselamatkan. Ketika Tuhan kembali, kita akan langsung diangkat ke kerajaan surga. Nah, apakah itu benar? Apakah Tuhan pernah memberikan bukti apa pun dalam firman-Nya untuk mendukung klaim ini? Jika sudut pandang ini tidak sejalan dengan kebenaran, apa konsekuensinya? Kita yang percaya kepada Tuhan harus menggunakan firman-Nya sendiri sebagai landasan kita untuk segala sesuatu. Khususnya ketika membahas pertanyaan tentang cara menyikapi kembalinya Tuhan. Dalam keadaan apa pun kita tidak dapat menyikapi kedatangan-Nya berdasarkan pemahaman dan khayalan manusia. Konsekuensi dari perilaku tersebut terlalu berat, bahkan untuk dibayangkan. Sama seperti ketika orang-orang Farisi menyalibkan Tuhan Yesus di kayu salib sambil menunggu Mesias datang. Apa hasilnya? Tuhan Yesus telah menyelesaikan pekerjaan menebus umat manusia. Semua ini benar, tetapi apakah pekerjaan keselamatan Tuhan bagi umat manusia telah selesai? Apakah itu berarti bahwa kita semua yang percaya kepada Tuhan Yesus memenuhi syarat untuk diangkat ke dalam kerajaan surga? Tidak ada yang tahu jawaban untuk pertanyaan ini. Tuhan pernah berkata: "Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga" (Matius 7:21), "Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus" (Imamat 11:45). Menurut firman Tuhan, kita bisa yakin bahwa mereka yang masuk ke kerajaan surga telah membebaskan diri dari dosa dan telah ditahirkan. Mereka adalah orang-orang yang melakukan kehendak Tuhan, mematuhi Tuhan, mengasihi Tuhan, dan menghormati-Nya. Karena Tuhan itu kudus dan mereka yang memasuki kerajaan surga akan hidup bersama dengan-Nya, jika kita belum ditahirkan, bagaimana kita bisa memenuhi syarat untuk memasuki kerajaan surga? Oleh karena itu, gagasan kita bahwa kita orang percaya telah dibebaskan dari dosa dan kita dapat memasuki kerajaan surga adalah kesalahpahaman total akan kehendak Tuhan. Itu berasal dari imajinasi manusia; itu pemahaman manusia. Tuhan Yesus membebaskan kita dari dosa; itu tidak salah. Namun, Tuhan Yesus tidak pernah mengatakan bahwa kita telah sepenuhnya ditahirkan melalui pengampunan dosa dan sekarang memenuhi syarat untuk memasuki kerajaan surga. Tidak ada yang bisa menyangkal fakta ini. Lalu mengapa semua orang beriman menganggap bahwa setiap orang yang telah dibebaskan dari dosa dapat masuk ke kerajaan surga? Apa yang mereka gunakan sebagai bukti? Bagaimana mereka mendukung klaim ini? Banyak orang mengatakan bahwa mereka mendasarkan keyakinan ini pada perkataan Paulus dan rasul-rasul lainnya, seperti yang tertulis dalam Alkitab. Baiklah, izinkan Aku bertanya, apakah perkataan Paulus dan rasul lainnya mewakili perkataan Tuhan Yesus? Apakah mereka mewakili perkataan Roh Kudus? Perkataan manusia mungkin ada dalam Alkitab, tetapi apakah ini berarti itu adalah perkataan Tuhan? Ada satu fakta yang dapat kita lihat dengan jelas dari Alkitab: Orang-orang yang dipuji oleh Tuhan dapat mendengarkan firman-Nya dan menaati pekerjaan-Nya. Merekalah orang-orang yang mengikuti jalan-Nya, orang-orang yang memenuhi syarat untuk mewarisi apa yang dijanjikan Tuhan. Ini adalah fakta yang tidak dapat disangkal siapa pun. Kita semua tahu bahwa meskipun dosa-dosa kita orang beriman telah diampuni, kita belum ditahirkan; kita masih terus berdosa dan sering melawan Tuhan. Tuhan dengan jelas mengatakan kepada kita: "Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus" (Imamat 11:45), "Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga" (Matius 7:21). Dari firman Tuhan, kita dapat yakin bahwa tidak semua orang yang dosa-dosanya telah diampuni dapat memasuki kerajaan surga. Manusia harus ditahirkan; mereka harus menjadi pelaku kehendak Tuhan sebelum mereka dapat memasuki kerajaan surga. Ini adalah fakta yang tak terbantahkan. Rupanya, memahami kehendak Tuhan tidak sesederhana yang disangka. Kita tidak menjadi tahir hanya karena dosa-dosa kita telah diampuni. Pertama-tama kita harus mendapatkan beberapa kenyataan kebenaran dan mendapatkan pujian Tuhan, barulah kita akan memenuhi syarat untuk memasuki kerajaan surga. Jika kita tidak mencintai kebenaran dan sebenarnya merasa lelah dan bahkan membencinya, jika kita hanya mengejar upah dan mahkota tetapi tidak peduli dengan kehendak Tuhan, apalagi mengatakan melakukan kehendak Tuhan, bukankah kita melakukan kejahatan? Apakah Tuhan memuji orang semacam ini? Jika demikian, kita seperti orang-orang Farisi yang munafik: meskipun kita telah diampuni dari dosa, kita masih belum dapat memasuki kerajaan surga. Ini adalah fakta yang tak terbantahkan. Mari terus bersekutu. Tuhan Yesus membebaskan kita dari segala dosa. Apa "dosa" yang Dia lepaskan? Jenis dosa apa yang kita akui setelah kita mulai percaya kepada Tuhan? Dosa-dosa utama yang dimaksud adalah dosa-dosa faktual yang melanggar hukum, perintah, atau firman Tuhan. Kita manusia melanggar hukum dan perintah Tuhan dan dengan demikian akan dikutuk dan dihukum oleh hukum-Nya. Itulah sebabnya Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan penebusan-Nya. Jadi, kita hanya perlu berdoa kepada Tuhan Yesus dan mengaku serta bertobat dari dosa-dosa kita dan Dia akan mengampuni kita. Setelah itu, kita tidak akan lagi dikenai kutukan dan hukuman sesuai dengan hukum-Nya. Tuhan tidak akan lagi memperlakukan kita sebagai orang berdosa. Jadi kita bisa berdoa langsung kepada Tuhan; kita dapat berseru kepada Tuhan dan berbagi dalam kasih karunia dan kebenaran-Nya yang berlimpah. Ini adalah arti sebenarnya dari "keselamatan" yang sering kita bicarakan di Zaman Kasih Karunia. "Keselamatan" ini tidak ada hubungannya dengan ditahirkan dan memasuki kerajaan surga. Kita bisa mengatakan bahwa itu adalah dua hal yang terpisah, karena Tuhan Yesus tidak pernah mengatakan bahwa semua yang telah diselamatkan dan ditebus dapat memasuki kerajaan surga. Mari kita baca beberapa firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Pada masa itu, pekerjaan Yesus adalah penebusan seluruh umat manusia. Dosa-dosa semua orang yang percaya kepada-Nya diampuni; asalkan engkau percaya kepada-Nya, Dia akan menebusmu; jika engkau percaya kepada-Nya, engkau bukan lagi orang berdosa, engkau telah dibebaskan dari dosa-dosamu. Inilah yang dimaksud dengan diselamatkan dan dibenarkan oleh iman. Namun di antara orang-orang percaya, masih ada yang memberontak dan melawan Tuhan, dan secara bertahap harus dibuang. Keselamatan tidak berarti manusia telah sepenuhnya didapatkan oleh Yesus, tetapi manusia tidak lagi terikat oleh dosa, dosa-dosanya telah diampuni: asalkan engkau percaya, engkau tidak akan pernah lagi terikat oleh dosa" ("Visi Pekerjaan Tuhan (2)"). "Sebelum manusia ditebus, banyak racun Iblis yang telah tertanam kuat di dalam dirinya. Setelah ribuan tahun dirusak oleh Iblis, di dalam diri manusia terdapat sifat dasar yang selalu menolak Tuhan. Oleh karena itu, ketika manusia telah ditebus, manusia mengalami tidak lebih dari penebusan, di mana manusia dibeli dengan harga yang mahal, namun sifat beracun dalam dirinya masih belum dihilangkan. Manusia masih begitu tercemar sehingga harus mengalami perubahan sebelum layak untuk melayani Tuhan. Melalui pekerjaan penghakiman dan hajaran ini, manusia akan sepenuhnya menyadari substansi mereka sebenarnya yang najis dan rusak, dan mereka akan dapat sepenuhnya berubah dan menjadi tahir. Hanya dengan cara ini manusia dapat dilayakkan untuk kembali menghadap takhta Tuhan. … Meskipun manusia telah ditebus dan diampuni dosanya, itu hanya dapat dianggap bahwa Tuhan tidak lagi mengingat pelanggaran manusia dan tidak memperlakukan manusia sesuai dengan pelanggarannya. Namun, ketika manusia hidup dalam daging dan belum dibebaskan dari dosa, ia hanya bisa terus berbuat dosa, tanpa henti menyingkapkan watak rusak Iblis dalam dirinya. Inilah kehidupan yang manusia jalani, siklus tanpa henti berbuat dosa dan meminta pengampunan. Mayoritas manusia berbuat dosa di siang hari lalu mengakui dosa di malam hari. Dengan demikian, sekalipun korban penghapus dosa selamanya efektif bagi manusia, itu tidak dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Hanya separuh dari pekerjaan penyelamatan telah diselesaikan, karena watak manusia masih rusak" ("Misteri Inkarnasi (4)" ). Firman Tuhan Yang Mahakuasa menjawab pertanyaan ini dengan sangat jelas. Segera setelah kita mendengarnya, kita memahaminya. Di Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus hanya melakukan pekerjaan penebusan-Nya untuk mengampuni manusia dari dosa, menjadikan mereka benar melalui iman dan diselamatkan melalui iman. Namun, Tuhan Yesus tidak pernah mengatakan bahwa setiap orang yang telah diampuni dari dosa-dosanya dapat masuk ke kerajaan surga. Ini karena walaupun Tuhan Yesus telah membebaskan kita dari semua dosa, tetapi Dia tidak pernah membebaskan kita dari sifat iblis kita. Kesombongan batin kita, keegoisan, tipu daya, kejahatan, dll., yaitu, watak kita yang rusak, masih tetap ada. Hal-hal ini lebih dalam dari dosa. Mereka jauh lebih sulit untuk diselesaikan. Jika sifat-sifat keiblisan dan watak yang rusak, yang sangat menentang Tuhan, belum diselesaikan, kita pasti akan melakukan banyak dosa. Kita bahkan mungkin melakukan dosa yang bahkan lebih buruk daripada melanggar hukum, yaitu dosa yang lebih berat. Mengapa orang-orang Farisi mampu mengutuk dan melawan Tuhan Yesus? Bagaimana mereka bisa menyalibkan Dia di kayu salib? Ini membuktikan bahwa jika sifat keiblisan manusia belum teratasi, manusia masih bisa berbuat dosa, melawan Tuhan, dan mengkhianati Tuhan. Kita percaya Tuhan selama bertahun-tahun dan mengalami sendiri satu hal ini, yaitu, meskipun dosa-dosa kita telah dibebaskan, kita masih tidak bisa tahan untuk tidak selalu berbuat dosa. Kita masih berbohong, menipu, berbuat curang, dan menggunakan cara berpikir yang sesat dalam mengejar reputasi dan status. Kita bahkan mengelak dari tanggung jawab dan menjerumuskan orang lain dalam masalah demi kepentingan kita sendiri. Ketika dihadapkan dengan bencana alam dan bencana buatan manusia, atau cobaan dan kesengsaraan, kita menyalahkan dan mengkhianati Tuhan. Ketika pekerjaan Tuhan tidak sejalan dengan pemahaman kita sendiri, kita menyangkal, menghakimi, dan melawan Tuhan. Meskipun dengan bibir kita percaya kepada Tuhan, kita terus saja menghormati dan mengikuti manusia lain. Jika kita punya jabatan, kita meninggikan dan bersaksi bagi diri kita sendiri, sama seperti para imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan orang-orang Farisi. Kita bertindak seakan-akan kita adalah Tuhan, untuk mencoba dan membuat orang menghormati dan mengagumi kita. Kita bahkan mencuri dan mengambil persembahan kepada Tuhan untuk diri kita sendiri. Kita cemburu dan mengikuti pilihan kita sendiri dan keinginan daging dan emosi kita. Kita mengibarkan bendera kita sendiri, membentuk kelompok kita sendiri, dan membangun kerajaan kecil kita sendiri. Ini semua adalah fakta yang jelas. Kita dapat melihat bahwa jika sifat dan watak keiblisan kita tidak dihilangkan, kita tidak akan memenuhi syarat untuk memasuki kerajaan surga sekalipun dosa-dosa kita diampuni jutaan kali. Kenyataan bahwa kita masih bisa berbuat dosa dan melawan Tuhan menunjukkan bahwa kita masih milik Iblis, yang merupakan musuh Tuhan, dan pasti akan dikutuk dan dihukum oleh-Nya. Sama seperti yang dikatakan dalam Alkitab: "Karena jika kita dengan sengaja berbuat dosa setelah menerima pengetahuan kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada adalah penghakiman mengerikan dan lautan api yang akan menghanguskan orang-orang durhaka" (Ibrani 10:26-27). Mari membaca lebih banyak lagi firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Orang berdosa sepertimu, yang baru saja ditebus, yang belum diubahkan, atau disempurnakan Tuhan, mungkinkah engkau berkenan di hati Tuhan? Bagimu, engkau yang masih berada dalam diri manusia yang lama, memang benar bahwa engkau diselamatkan oleh Yesus, dan engkau tidak terhitung sebagai orang berdosa karena penyelamatan Tuhan, tetapi hal ini tidak berarti bahwa engkau tidak berdosa, dan tidak najis. Bagaimana mungkin engkau bisa kudus jika engkau belum diubahkan? Di dalam dirimu, engkau dipenuhi dengan kenajisan, egois dan kasar, tetapi engkau masih berharap untuk dapat turun bersama Yesus—enak sekali kau! Engkau melewatkan satu tahap dalam kepercayaanmu kepada Tuhan: engkau baru hanya ditebus, tetapi belum diubahkan. Agar engkau dapat berkenan di hati Tuhan, Tuhan harus langsung melakukan pekerjaan pengubahan dan pembersihan terhadapmu. Jika engkau hanya ditebus, engkau tidak akan dapat mencapai kekudusan. Dengan begini, engkau tidak akan layak mendapat bagian dalam berkat-berkat Tuhan yang baik, sebab engkau melewatkan satu tahap dalam pekerjaan Tuhan dalam mengelola manusia, yaitu tahap kunci berupa pengubahan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, engkau, seorang berdosa yang baru ditebus saja, tidak dapat langsung menerima warisan Tuhan" ("Mengenai Sebutan dan Identitas" ). Seperti yang kalian lihat, kita baru ditebus oleh Tuhan Yesus, tetapi masih hidup dalam watak keiblisan kita, sering berbuat dosa dan melawan Tuhan. Kita harus mengalami penghakiman dan penahiran Tuhan di akhir zaman agar sepenuhnya dibebaskan dari dosa dan memperkenan hati Tuhan, barulah kita akan memenuhi syarat untuk memasuki kerajaan surga. Sebenarnya, Tuhan Yesus pernah berkata: "Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan jika Aku pergi dan mempersiapkan tempat untukmu, Aku akan datang kembali, dan menyambut engkau, supaya di mana Aku berada, di situlah engkau juga berada" (Yohanes 14:2-3). Tuhan kembali untuk menyiapkan tempat bagi kita dan setelah Dia menyiapkan tempat bagi kita, Dia akan kembali untuk menerima kita. Sebenarnya, "menerima" ini merujuk pada rencana-Nya bagi kita untuk dilahirkan kembali pada akhir zaman. Ketika Tuhan datang untuk melakukan pekerjaan-Nya, Dia akan membawa kita ke hadapan takhta-Nya untuk dihakimi, ditahirkan, dan disempurnakan oleh firman Tuhan. Dia akan membuat kita menjadi pemenang sebelum malapetaka tiba. Proses Dia menerima kita sebenarnya adalah cara Dia akan menahirkan kita dan menjadikan kita sempurna. Kini Tuhan telah datang ke bumi untuk melakukan pekerjaan penghakiman-Nya di akhir zaman. Kita telah diangkat di hadapan takhta-Nya untuk hidup bersama dengan Dia. Bukankah ini memenuhi nubuat bahwa Tuhan akan datang untuk menerima kita? Setelah malapetaka besar berakhir, kerajaan Kristus akan didirikan di bumi. Semua yang selamat dari pemurnian selama malapetaka besar akan memiliki tempat di kerajaan surga. Dikutip dari "Pertanyaan dan Jawaban Klasik mengenai Injil Kerajaan" Sekalipun Tuhan sudah mengampuni dosa-dosa kita sehingga kita ditebus, dari sudut pandang Tuhan, kita masih kotor dan rusak, memiliki terlalu banyak dosa, dan belum ditahirkan. Diampuni berarti kita tidak akan dihukum oleh Taurat. Itulah yang sebenarnya dimaksud dengan "diselamatkan oleh kasih karunia." Tuhan mungkin sudah mengampuni dosa-dosa kita dan melimpahkan banyak kasih karunia atas kita, mengizinkan kita menikmati kedamaian dan kebahagiaan tertentu, memberi kita hak untuk berdoa dan berkomunikasi dengan Tuhan, tetapi tidak bisa disangkal bahwa kita masih sering berbuat dosa terhadap Tuhan, dan kita belum mencapai kekudusan. Kita masih membutuhkan Tuhan datang kembali bagi kita semua di akhir zaman untuk sepenuhnya menahirkan dan menyelamatkan kita. Jadi, pekerjaan penebusan Tuhan Yesus hanyalah merintis jalan untuk penghakiman Tuhan di akhir zaman. Rencana Tuhan untuk menyelamatkan manusia tidak berakhir di sana. Ini harus kita pahami. Mengapa setelah kita sudah diampuni, kita masih tetap tidak mampu menahan diri saat kita begitu sering melakukan dosa, dan sepertinya tidak mampu berhenti hidup dalam dosa? Ini semua karena kita dirusak oleh Iblis terlalu dalam hingga kita semua menjadi bersifat keiblisan, dengan watak keiblisan. Itu sebabnya kita tidak bisa berhenti melakukan begitu banyak dosa. Kalau sifat jahat kita tidak dihilangkan, kita masih akan berbuat dosa bahkan sesudah diampuni. Maka, kita tidak akan mampu mencapai kesesuaian dengan Tuhan. Itu sebabnya Tuhan Yesus Kristus mengatakan Dia akan datang kembali. Tujuannya agar Dia dapat menahirkan kita dengan penghakiman-Nya di akhir zaman dan menyelamatkan seluruh umat manusia. Sebagaimana yang difirmankan Tuhan Yang Mahakuasa: "Sebelum manusia ditebus, banyak racun Iblis yang telah tertanam kuat di dalam dirinya. Setelah ribuan tahun dirusak oleh Iblis, di dalam diri manusia terdapat sifat dasar yang selalu menolak Tuhan. Oleh karena itu, ketika manusia telah ditebus, manusia mengalami tidak lebih dari penebusan, di mana manusia dibeli dengan harga yang mahal, namun sifat beracun dalam dirinya masih belum dihilangkan. Manusia masih begitu tercemar sehingga harus mengalami perubahan sebelum layak untuk melayani Tuhan. Melalui pekerjaan penghakiman dan hajaran ini, manusia akan sepenuhnya menyadari substansi mereka sebenarnya yang najis dan rusak, dan mereka akan dapat sepenuhnya berubah dan menjadi tahir. Hanya dengan cara ini manusia dapat dilayakkan untuk kembali menghadap takhta Tuhan. Semua pekerjaan yang dilakukan sekarang ini bertujuan agar manusia dapat ditahirkan dan diubahkan. Melalui penghakiman dan hajaran oleh firman-Nya, serta melalui pemurnian, manusia dapat mengenyahkan kerusakan dirinya dan disucikan. Daripada menganggap tahap pekerjaan ini sebagai tahap penyelamatan, lebih tepat menganggapnya sebagai tahap pekerjaan penyucian. Sebenarnya, tahap ini merupakan tahap penaklukan dan juga tahap kedua penyelamatan. Manusia dijadikan milik Tuhan melalui penghakiman dan hajaran oleh firman. Melalui penggunaan firman untuk memurnikan, menghakimi dan menyingkapkan, semua ketidakmurnian, gagasan, motif dan harapan pribadi dalam hati manusia akan sepenuhnya tersingkap" ("Misteri Inkarnasi (4)" ). "Dosa manusia dapat diampuni melalui korban penghapusan dosa, tetapi manusia belum mampu menyelesaikan masalah bagaimana ia dapat untuk tidak lagi berbuat dosa dan bagaimana agar sifat dosanya dapat dibuang sepenuhnya dan diubahkan. Dosa manusia diampuni karena pekerjaan penyaliban Tuhan, tetapi manusia tetap hidup dalam watak lama Iblis yang rusak. Dengan demikian, manusia harus sepenuhnya diselamatkan dari watak rusak Iblis sehingga sifat dosa manusia sepenuhnya dibuang dan tidak akan pernah lagi berkembang, sehingga memungkinkan watak manusia berubah. Hal ini mengharuskan manusia memahami jalan pertumbuhan dalam kehidupan, jalan hidup, dan cara untuk mengubah wataknya. Hal ini juga mengharuskan manusia untuk bertindak sesuai dengan jalan ini sehingga watak manusia dapat secara bertahap diubahkan dan ia dapat hidup di bawah cahaya terang, sehingga segala sesuatu yang ia lakukan sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga ia dapat membuang watak rusak Iblisnya, dan supaya dia dapat membebaskan dirinya dari pengaruh kegelapan Iblis, sehingga ia pun benar-benar lepas dari dosa. Hanya dengan begitu, manusia akan menerima keselamatan yang lengkap. … Karena itu, setelah tahap itu selesai, masih ada pekerjaan penghakiman dan penghajaran. Tahap ini akan menyucikan manusia melalui firman sehingga manusia akan memiliki jalan untuk mereka ikuti. Tahap ini tidak akan berbuah atau bermakna jika dilanjutkan dengan pengusiran roh-roh jahat, karena sifat manusia yang berdosa tidak bisa diusir dan manusia hanya akan sekadar berhenti pada pengampunan dosa mereka. Melalui korban penghapus dosa, manusia telah diampuni dosa-dosanya, karena pekerjaan penyaliban telah berakhir dan Tuhan telah mengalahkan Iblis. Namun, watak manusia yang rusak tetap ada dalam dirinya dan manusia masih tetap dapat berbuat dosa dan melawan Tuhan; Tuhan belum mendapatkan umat manusia. Itulah mengapa pada tahap pekerjaan ini, Tuhan menggunakan firman-Nya untuk menyingkapkan watak manusia yang rusak, menyebabkan dirinya menjalani hidup menurut jalan yang benar. Tahap ini lebih bermakna dan lebih berbuah dibandingkan tahap sebelumnya, karena sekarang firman-lah yang secara langsung membekali hidup manusia dan memampukan watak manusia untuk sepenuhnya diperbarui. Ini adalah tahap pekerjaan yang lebih menyeluruh" ("Misteri Inkarnasi (4)" ). Perkataan Tuhan Yang Mahakuasa sangat jelas. Pada Zaman Kasih Karunia, Yesus hanya melakukan pekerjaan penebusan-Nya. Dosa-dosa manusia diampuni karena keyakinan mereka, tetapi sifat berdosa mereka belum dihilangkan. Sifat berdosa manusia adalah sifat Iblis. Itu sudah mengakar jauh di dalam hati manusia dan telah menjadi hidup mereka. Itulah sebabnya manusia tak bisa menahan diri untuk tidak menyerah kepada dosa, dan mencoba menentang Tuhan. Sifat iblis manusia adalah alasan di balik perlawanannya terhadap Tuhan. Dosa-dosa manusia bisa diampuni, tetapi bisakah Tuhan juga mengampuni sifat keiblisan mereka? Sifat iblis kita secara langsung menentang Tuhan dan bermusuhan dengan kebenaran. Tuhan tidak akan pernah mengampuni itu. Karena itu, agar Tuhan sepenuhnya menyelamatkan manusia dari belenggu sifat iblis mereka, Dia harus menghakimi dan menghajar semua umat manusia. Penghakiman Tuhan di akhir zaman menyasar sifat dan watak iblis yang masih ada dalam hati manusia. Karena sudah mengetahui hal itu, kalian mungkin berpikir bisakah sifat iblis itu dihapus hanya melalui penghakiman dan hajaran? Bisakah kita, melalui penderitaan, mengalahkan keinginan tubuh dan mengendalikan diri lalu menghilangkan sifat keiblisan ini? Jelas tidak. Lihatlah banyak orang suci di sepanjang sejarah yang membayar harga melalui penderitaan dan pengendalian, semuanya ingin lepas dari belenggu dosa mereka dan mengalahkan kedagingan mereka sendiri. Berapa banyak dari mereka bisa mengalahkan Iblis dan sungguh-sungguh taat kepada Tuhan? Hampir tidak ada. Bahkan jika mereka dapat melakukannya, mereka adalah orang-orang khusus yang disempurnakan oleh Tuhan. Namun, berapa banyak orang yang melakukan ini? Ini karena tidak ada penghakiman dari Tuhan sehingga sifat berdosa tidak pernah dapat ditahirkan. Jadi watak manusia tidak bisa benar-benar berubah. Satu fakta ini cukup membuktikan bahwa menggunakan cara-cara manusiawi tidak bisa menolong kita menghilangkan sifat keiblisan. Manusia akhirnya harus melalui penghakiman, hajaran, percobaan, dan sedikit pemurnian dari Tuhan sebelum mereka memperoleh kebenaran dan akhirnya menerima jalan kehidupan yang kekal. Ini satu-satunya cara menghilangkan sifat keiblisan manusia. Itu sebabnya, berdasarkan landasan penebusan Tuhan Yesus Kristus atas umat manusia, Tuhan Yang Mahakuasa melakukan penghakiman-Nya di akhir zaman untuk membebaskan manusia dari belenggu dan kendali sifat keiblisannya, supaya umat manusia dapat disucikan, dan bisa menerima keselamatan Tuhan dan dimenangkan oleh Tuhan. Dari hal ini, kita dapat memahami bahwa ini adalah penghakiman Tuhan di akhir zaman yang bisa sepenuhnya menyucikan dan menyelamatkan semua umat manusia. Kita tahu bahwa ini adalah kebenaran. Mengapa Tuhan melakukan pekerjaan menghakimi dan menghajar umat manusia yang rusak di akhir zaman? Untuk memahami masalah ini, kita harus tahu bahwa Tuhan tidak menyelamatkan umat manusia sepenuhnya hanya dengan satu atau dua tahap pekerjaan. Sebaliknya, ini dilakukan melalui tiga tahap pekerjaan, yaitu pekerjaan Zaman Hukum Taurat, Zaman Kasih Karunia, dan Zaman Kerajaan. Hanya tiga tahap pekerjaan inilah yang dapat sepenuhnya menyelamatkan manusia dari wilayah kekuasaan Iblis, dan hanya inilah yang merupakan keseluruhan pekerjaan penyelamatan Tuhan bagi manusia. Selama Zaman Hukum Taurat, Tuhan Yahweh mengeluarkan hukum-hukum dan perintah-perintah untuk menuntun manusia dalam kehidupannya di bumi, dan melalui semua ini, manusia dapat mengetahui orang macam apa yang Tuhan berkati, orang macam apa yang Tuhan kutuk, serta apa yang benar dan apa yang berdosa. Namun, selama tahap akhir Zaman Hukum Taurat, semua orang hidup dalam dosa karena umat manusia telah semakin dalam dirusak oleh Iblis. Mereka tidak mampu mematuhi hukum dan menghadapi bahaya dihukum dan dikutuk oleh hukum-hukum ini. Itulah sebabnya Tuhan Yesus pada Zaman Kasih Karunia datang untuk melakukan pekerjaan penebusan, yang memungkinkan manusia untuk mengakui dosa-dosanya, bertobat, dan diampuni dari dosa-dosa itu, dengan demikian membebaskan manusia agar tidak dihukum dan dikutuk melalui hukum Taurat dan membuatnya memenuhi syarat untuk datang ke hadapan Tuhan dan berdoa, berbicara dengan Tuhan, dan menikmati kasih karunia dan kebenaran-Nya yang berlimpah. Inilah arti sebenarnya dari "diselamatkan." Namun, Tuhan Yesus hanya mengampuni dosa-dosa kita; Dia tidak mengampuni natur berdosa kita atau watak Iblis dalam diri kita. Natur Iblis dalam diri kita masih ada. Kita terus berada dalam lingkaran setan di mana kita berbuat dosa, mengaku dosa, dan kemudian berbuat dosa sekali lagi tanpa ada cara untuk membebaskan diri dari batasan dan kendali natur dosa kita. Kita berseru kepada Tuhan dalam kepedihan, "Aku benar-benar menderita! Bagaimana aku dapat membebaskan diri dari kekangan dan kendali dosa?" Ini adalah suatu pengalaman, suatu pemahaman yang kita semua sama-sama miliki sebagai orang yang percaya kepada Tuhan. Namun, kita tidak mampu menyelesaikan natur dosa kita sendiri. Tidak ada manusia yang dapat melakukan pekerjaan menyelamatkan umat manusia. Hanya Tuhan, Sang Pencipta, yang sanggup menyelamatkan manusia dan membebaskan kita dari Iblis dan dosa. Hanya Dia yang dapat menyelamatkan kita dari wilayah kekuasaan Iblis. Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Karena Dia menciptakan manusia, Dia menuntunnya. Karena Dia menyelamatkan manusia, Dia akan sepenuhnya menyelamatkannya, dan akan benar-benar mendapatkannya. Karena Dia memimpin manusia, Dia akan membawanya ke tempat tujuan yang tepat. Dan karena Dia menciptakan dan mengelola manusia, Dia pasti bertanggung jawab atas nasib dan prospek manusia. Inilah yang merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh Sang Pencipta" ("Memulihkan Kehidupan Normal Manusia dan Membawanya ke Tempat Tujuan yang Mengagumkan"). Tuhan itu setia. Karena Tuhan menyelamatkan manusia, Dia akan melakukan ini sepenuhnya. Dia pasti tidak akan menyerah di tengah jalan. Itulah sebabnya Tuhan Yang Mahakuasa mengungkapkan semua kebenaran untuk menahirkan dan menyelamatkan manusia di akhir zaman demi menyelamatkan umat manusia sepenuhnya. Dia melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai dari rumah Tuhan untuk menyelesaikan sepenuhnya masalah natur Iblis dan watak Iblis dalam diri manusia. Dia melakukan ini agar manusia dapat membebaskan diri dari dosa, memperoleh keselamatan, dan didapatkan oleh Tuhan. Pekerjaan penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman benar-benar merupakan hal yang dibutuhkan oleh manusia yang rusak, dan juga merupakan tahap kunci dari pekerjaan yang harus dilakukan oleh Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Ini menggenapi nubuat Tuhan Yesus: "Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran" (Yohanes 16:12-13). "Roh Kebenaran itu" mengacu pada Tuhan yang berinkarnasi dalam tubuh manusia di akhir zaman, mengungkapkan kebenaran, dan melakukan pekerjaan penghakiman. Satu-satunya yang perlu kita lakukan adalah menerima dan menaati pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman sehingga kita dapat memperoleh keselamatan dan didapatkan oleh Tuhan. Ini adalah sesuatu yang bisa diteguhkan oleh semua orang yang benar-benar mengalami pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman. Dikutip dari "Pertanyaan dan Jawaban Klasik mengenai Injil Kerajaan" |
|
Total comments: 0 | |