10:26 PM Akhirnya saya mengerti tentang "Di angkat" |
Renungan Harian - Akhirnya saya mengerti tentang "Di angkat"Damai dalam Tuhan bagimu! Beberapa bulan sudah berlalu. Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini? Aku ingat ketika kita belajar Kitab Suci bersama, kita sering membaca 1 Tesalonika 4: 16-17, yang berbunyi: “Karena Tuhan sendiri akan turun dari surga dengan tempik sorak, dengan suara malaikat agung, dan sangkakala Tuhan: dan orang yang mati di dalam Kristus akan bangkit terlebih dahulu: Lalu kita yang masih hidup, dan masih tinggal akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan-awan, berjumpa dengan Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan bersama-sama dengan Tuhan selamanya.” Kapan pun kita melihat firman ini, kita menjadi sangat gembira dan tidak bisa lain kecuali merasa manis. Kita bahkan akan meringis lebar dalam mimpi. Kita percaya bahwa pada saat kembalinya Tuhan, kita yang hidup akan diangkat di awan-awan untuk menjumpai Tuhan di udara. Betapa itu akan jadi adegan yang mulia! Namun, setelah aku pergi ke Jepang, lewat persekutuan dengan saudara saudari di sini, aku mengerti: Ayat-ayat ini adalah kata-kata Paulus, bukan firman Tuhan Yesus. Kata-kata Paulus bukanlah kebenaran, bahkan meskipun demikian, perkataan tersebut tidak dapat menggantikan kebenaran. Hanya firman Tuhan Yesus yang merupakan kebenaran. Kita harus percaya dalam Tuhan lewat firman-Nya, dan tidak dapat mengambil perkataan manusia sebagai tujuan pengejaran kita. “Diangkat” disebut di sini bukanlah seperti yang kita pikirkan. Di masa lalu, kita semua berpikir ‘diangkat” dalam Kitab Suci berarti bahwa kembalinya Tuhan akan membawa semua yang berpegang pada nama Tuhan ke udara, lalu mereka akan hidup di surga. Sebenarnya pemikiran kita salah. Alasan mengapa kita berpikir seperti itu karena kita tidak mengerti makna sejati ayat-ayat ini. Mengenai hal ini, para saudara saudari telah menyampaikan kebenaran aspek ini kepadaku, sehingga aku mengerti apa pengangkatan. Sekarang aku akan membagikan pengalamanku kepadamu. “Suatu bagian perkataan berbunyi: ‘Tuhan masuk ke tempat perhentian artinya Ia tidak lagi melakukan pekerjaan-Nya untuk menyelamatkan manusia. Umat manusia masuk ke tempat perhentian artinya seluruh manusia akan hidup dalam terang Tuhan dan berkat-berkat-Nya; tidak akan ada kerusakan yang disebabkan si Iblis, dan tidak akan ada ketidakbenaran. Seluruh manusia akan hidup dengan normal di bumi, dan mereka akan hidup di bawah pemeliharaan Tuhan. Ketika Tuhan dan manusia masuk ke tempat perhentian bersama-sama, itu artinya umat manusia telah diselamatkan dan Iblis telah dihancurkan, pekerjaan Tuhan di antara manusia telah selesai sepenuhnya. Tuhan tidak akan lagi terus bekerja di antara manusia, dan manusia tidak akan lagi terus hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis. Oleh karena itu, Tuhan tidak akan sibuk lagi, dan manusia tidak akan tergesa-gesa lagi. Tuhan dan manusia akan masuk ke tempat perhentian bersama-sama. Tuhan akan kembali ke posisi-Nya yang semula, dan setiap orang akan kembali ke tempatnya masing-masing. Keduanya merupakan tempat tujuan yang akan ditinggali oleh Tuhan dan manusia setelah berakhirnya seluruh pengelolaan Tuhan. Tuhan memiliki tempat tujuan Tuhan dan manusia memiliki tempat tujuan manusia. Sementara beristirahat, Tuhan akan terus membimbing seluruh umat manusia dalam kehidupan mereka di bumi. Sementara itu, di dalam terang Tuhan, manusia akan menyembah satu-satunya Tuhan di surga yang sejati. Tuhan tidak akan tinggal lagi di tengah umat manusia, dan manusia juga tidak akan dapat hidup bersama dengan Tuhan di tempat tujuan Tuhan. Tuhan dan manusia tidak dapat hidup di alam yang sama. Sebaliknya, keduanya memiliki cara hidup mereka masing-masing. Tuhan adalah Pribadi yang membimbing umat manusia, sementara seluruh manusia adalah perwujudan dari pekerjaan pengelolaan Tuhan. Ini merupakan umat manusia yang dipimpin. Secara esensi, umat manusia tidak sama dengan Tuhan. Beristirahat artinya kembali ke tempatnya yang semula. Jadi, ketika Tuhan masuk ke tempat perhentian, itu artinya Tuhan kembali ke tempat-Nya yang semula. Tuhan tidak akan lagi tinggal di bumi atau berbagi sukacita dan penderitaan dengan seluruh manusia manakala berada di antara umat manusia. Ketika umat manusia masuk ke tempat perhentian, itu artinya manusia telah menjadi ciptaan yang sejati; seluruh manusia akan menyembah Tuhan dari bumi dan menjalani kehidupan normal manusia. Manusia tidak akan lagi membangkang kepada Tuhan atau menolak Tuhan. Mereka akan kembali ke kehidupan Adam dan Hawa yang semula. Inilah masing-masing kehidupan dan tempat tujuan Tuhan dan umat manusia setelah mereka masuk ke tempat perhentian. Kekalahan Iblis adalah kecenderungan yang tidak terelakkan dalam peperangan antara Tuhan dan Iblis. Dengan cara demikian, masuknya Tuhan ke tempat perhentian setelah menyelesaikan pekerjaan pengelolaan-Nya dan keselamatan penuh manusia serta masuknya manusia ke tempat perhentian menjadi kecenderungan yang tidak terelakkan. Tempat perhentian manusia adalah di bumi, dan tempat peristirahatan terakhir Tuhan adalah di surga. Sementara manusia menyembah Tuhan di tempat perhentian, ia akan hidup di bumi. Sementara Tuhan memimpin sekelompok umat manusia yang tersisa di tempat perhentian, Ia akan memimpin mereka dari surga, bukan dari bumi. Tuhan akan tetap berupa Roh, dan manusia akan tetap berupa daging. Tuhan dan manusia, keduanya memiliki cara istirahat masing-masing yang berbeda. Sementara Tuhan beristirahat, Ia akan datang dan menampakkan diri di antara manusia. Sementara manusia beristirahat, ia akan dipimpin oleh Tuhan untuk mengunjungi surga dan juga menikmati kehidupan di surga. Setelah Tuhan dan manusia masuk ke tempat perhentian, Iblis tidak akan ada lagi, dan sebagaimana Iblis, orang-orang jahat pun tidak akan ada lagi. Sebelum Tuhan dan manusia masuk ke tempat perhentian, individu-individu jahat di muka bumi yang pernah menganiaya Tuhan serta musuh-musuh yang tidak taat kepada-Nya di muka bumi sudah dihancurkan. Mereka akan dihancurkan oleh bencana-bencana besar yang terjadi pada akhir zaman. Setelah orang-orang jahat sepenuhnya dihancurkan, bumi tidak akan pernah lagi mengenal godaan Iblis. Seluruh manusia akan memperoleh keselamatan sempurna, dan baru setelah itulah, pekerjaan Tuhan berakhir sepenuhnya. Inilah prasyarat bagi Tuhan dan manusia untuk masuk ke tempat perhentian.‘ Firman Tuhan Yang Mahakuasa telah memberitahu kita dengan jelas bahwa ketika pekerjaan pengelolaan Tuhan sudah selesai, semua orang jahat itu yang pernah menganiaya Dia dan merupakan musuh yang tidak patuh pada-Nya akan telah dimusnahkan oleh bencana besar di zaman akhir. Setelah itu Tuhan dan manusia akan masuk ke tempat istirahat pada saat yang sama. Tempat istirahat Tuhan adalah dalam surga, Semakin banyak aku mendengar persekutuannya, semakin jelas aku jadinya. Hanya pada saat itu aku sadar bahwa hal yang kupikirkan sebelumnya konyol, kekanak-kanakan dan menggelikan. Kupikir: “Seorang manusia bahkan tidak dapat memanjat rumah tanpa tangga, apalagi naik ke surga. Kita manusia adalah makhluk fana, bagaimana kita dapat naik ke surga? Jika demikian, bukankah semua keharusan yang Tuhan persiapkan bagi manusia di bumi akan menjadi sia-sia? Paulus berkata: “Lalu kita yang masih hidup, dan masih tinggal akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan-awan, berjumpa dengan Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan bersama-sama dengan Tuhan selamanya” (1 Tesalonika 4:17). Jadi aku membayangkan tentang “diangkat ke surga,” berpikir kembalinya Tuhan akan membawa kita ke surga. Betapa konyol ideku tentang pengangkatan!” Baru ketika itu aku merasa pengangkatan tidak sesederhana yang mungkin kita kira. Pasti ada kebenaran yang harus kita cari. Beberapa hari kemudian, aku mencari pesekutuan dengan Saudari Liu, aku berkata, “Karena pengangkatan tidak berarti bahwa kita akan diangkat ke udara untuk bertemu Tuhan seperti yang telah kita bayangkan, namun sesungguhnya berarti bahwa kita masih akan hidup di bumi setelah diselamatkan oleh Tuhan, lalu pada apakah hal itu mengacu?’ Dia dengan sabar mengatakan kepada saya, “Mengenai pengangkatan, semua orang percaya dalam Tuhan selalu berjuang demi hal itu dan mencita-citakannya. Nyatanya pengangkatan yang sejati mengacu pada kita mengikuti jejak Anak Domba, datang ke hadapan Tuhan dan menerima pekerjaan-Nya yang lebih tinggi dan lebih baru. Sedangkan untuk misteri pengangkatan, mari kita membaca bagian dari perkataan dan kita akan ketahui jawabannya. “‘Diangkat’ bukan diambil dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi seperti yang orang bayangkan. Ini kesalahan yang besar. Diangkat mengacu pada penentuan-Ku sejak semula dan pemilihan-Ku. Ini ditujukan kepada semua orang yang telah Kutentukan sejak semula dan Kupilih …. Ini adalah yang paling tidak sesuai dengan pemahaman manusia. Mereka yang berbagian di rumah-Ku di masa depan adalah semua orang yang telah diangkat di hadapan-Ku. Ini sepenuhnya benar, tidak akan pernah berubah, dan tidak dapat dibantah oleh siapa pun. Ini adalah serangan balik terhadap Iblis. Siapa pun yang telah Kutentukan dari semula akan diangkat di hadapan-Ku.” Dari perkataan ini kita mengetahui makna sejati dari pengangkatan. Pengangkatan tidak berarti bahwa daging kita akan diangkat ke surga untuk bertemu dengan Tuhan seperti yang kita bayangkan, namun berarti bahwa kita mengenali suara Tuhan, datang ke hadapan-Nya, menaati pekerjaan-Nya dan menerima pekerjaan yang dinyatakan oleh-Nya. Inilah makna sejati pengangkatan. Dari perkataan yang saudari itu baca dan persekutuannya, aku mengerti arti sesungguhnya dari pengangkatan. Aku juga menyadari bahwa bersandarnya aku pada pemikiran dan imajinasiku, serta pemahaman makna harafiah Kita Suci untuk menerjemahkan makna pengangkatan adalah sangat konyol. Aku berharap hal yang kuperoleh juga menolongmu. Jika engkau memiliki pemahaman yang berbeda atau jika ada kebingungan, tolong jangan ragu menyuratiku, kita dapat berdiskusi dan bersekutu bersama. Sumber Artikel dari "Belajar Alkitab" |
|
Total comments: 0 | |