5:22 PM
Kesaksian : Lihat ! Tuhan telah datang di awan-awan

kedatangan tuhan yesus, kedatangan yesus

Misteri Alkitab - Kesaksian : Lihat ! Tuhan telah datang di awan-awan

Sepanjang hidup kita, kita akan melewatkan banyak hal, seperti makanan lezat, kencan, pekerjaan bagus, orang yang kita kasihi, dan sebagainya. Jika kita melewatkan hal-hal ini, kita bisa mendapatkan hal-hal lain untuk menggantikannya, tetapi jika kita ketinggalan kereta terakhir ke kerajaan surga, kita akan ditinggalkan dengan penyesalan selama-lamanya. Sebagai seorang Kristen, aku sangat beruntung telah berhasil naik kereta terakhir menuju kerajaan surga.

Tuhan telah kembali?

Sebagai seorang Kristen, aku selalu menghadiri pertemuan ibadah gereja. Namun, suatu saat, aku menyadari bahwa tidak ada penerangan dalam khotbah yang disampaikan oleh para pendeta di gerejaku. Setelah mendengarkan khotbah mereka, aku tetap sangat miskin secara roh. Jadi, untuk mendapatkan makanan rohani yang kubutuhkan, tidak peduli seberapa sibuknya studiku, aku berdoa kepada Tuhan dan membaca Alkitab tiga kali sehari. Kadang-kadang aku mencari film-film Kristen dan menontonnya atau mendengarkan khotbah-khotbah Kristen secara online. Suatu hari di bulan Mei 2018, aku menemukan beberapa film Kristen di Internet: “Mematahkan Mantra,” “Penantian,” “Kerinduan,” “Mengetuk Pintu.” Judul klip video “Mematahkan Mantra,”—”Bagaimana Kita Dapat Menyambut Kedatangan Tuhan Kembali?” segera memikat perhatianku, jadi aku pertama-tama menonton klip itu dengan rasa penasaran. Awalnya, aku mendengar saudara-saudari itu berbicara tentang bagaimana mereka merindukan kedatangan Tuhan kembali, yang sejalan denganku. Jadi aku terus menontonnya. Ketika aku mendengar klip itu bersaksi bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali, aku benar-benar bahagia dan bersemangat, tetapi juga bingung. Aku berpikir, “Tuhan telah datang kembali? Tetapi jelas tertulis dalam Alkitab: ‘Dan ketika Dia mengatakan hal-hal ini, sementara mereka memandang, terangkatlah Dia; dan awan menutupi Dia dari pandangan mereka. Ketika mereka terus menatap ke langit ketika Dia terangkat, tampaklah dua orang berpakaian putih berdiri di dekat mereka, yang juga mengatakan, Engkau semua, orang-orang Galilea, mengapa engkau sekalian berdiri memandang ke langit? Yesus yang sama ini, yang terangkat dari antara kalian ke surga, juga akan datang kembali dengan cara yang sama seperti engkau melihat Dia naik ke surga’ (Kisah Para Rasul 1:11). ‘Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat-Nya, juga mereka yang menikam Dia: dan semua orang di bumi akan meratap karena Dia. Jadilah demikian, Amin‘ (Wahyu 1:7). Kami belum melihat Tuhan turun di atas awan untuk berada di tengah-tengah kami, jadi bagaimana mungkin Dia telah kembali? Benarkah ini? Jika ya, apakah aku sudah dicampakkan?” Aku sangat bingung dan khawatir. Jadi, sewaktu saudara-saudari ini menyampaikan ayat-ayat Alkitab yang relevan, aku menekan tombol jeda dari waktu ke waktu untuk mencari ayat-ayat itu di dalam Alkitab, untuk memastikan apa yang mereka sampaikan dalam persekutuan.

Ketika membaca ayat-ayat: “Karena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini” (Lukas 17:24-25), dengan hati-hati aku merenungkan kata-kata “Anak Manusia” dan “Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini.” Aku berpikir: “Karena Tuhan Yesus sering menggunakan kata-kata “Anak Manusia” untuk menyebut diri-Nya sendiri, Anak Manusia pasti mengacu pada daging Tuhan yang berinkarnasi, sama seperti Tuhan Yesus, yang dilahirkan dari seorang manusia. Hanya dengan jalan ini Tuhan akan menderita banyak hal dan ditolak oleh generasi ini. Tampaknya Tuhan benar-benar datang sebagai Anak Manusia.” Kemudian aku membaca ayat lain, “Dan sama seperti di zaman Nuh, begitu juga kelak di hari-hari Anak Manusia” (Lukas 17:26). Lihatlah dunia ini di masa sekarang, sama dengan zaman Nuh. Seluruh manusia menjalani kehidupan dengan makan, minum, dan bersenang-senang, bobrok, dan bejat. Tidak ada orang yang secara proaktif mengikuti dan menyembah Tuhan, dan terlebih lagi tidak ada yang secara aktif mencari penampakan Tuhan. Aku menyadari bahwa firman Tuhan rupanya menjadi kenyataan. Dan hari-hari kedatangan Tuhan telah tiba atas kita. Namun, kemudian aku berpikir, “Jika Tuhan benar-benar datang sebagai Anak Manusia, lalu bagaimana seharusnya menjelaskan nubuat tentang Tuhan yang turun dengan awan-awan?” Lalu aku menjadi bingung lagi.
Setelah persekutuan dalam film itu, aku melihat ayat dalam Alkitab: “Karena sama seperti kilat datang dari arah timur dan bersinar ke arah barat, demikianlah kedatangan Anak Manusia kelak” (Matius 24:27). Ayat ini menyampaikan pesan penting: Anak Manusia akan turun dan menampakkan diri di Timur. Dengan hati-hati aku merenungkan hal ini dalam hati, dan berpikir, “Ayat itu telah menyatakan bahwa Tuhan akan menjadi manusia di akhir zaman dan menampakkan diri di Timur. Tiongkok berada di Timur dunia. Dan saudara-saudari dalam film ini semuanya adalah orang Tionghoa. Mereka bersaksi bahwa Tuhan telah datang kembali. Maka bukankah aku harus mencari kebenaran dalam hal ini? Jika berita tentang kedatangan Tuhan itu benar tetapi aku tidak mencari tahu, bukankah aku akan kehilangan kesempatan untuk menyambut kedatangan Tuhan dan diangkat ke dalam kerajaan surga?” Jadi aku bertekad untuk menyelidikinya.

Apakah yang dimaksud dengan ‘Tuhan turun dengan awan-awan’?

Aku segera memeriksa untuk melihat dari mana film itu berasal dan menemukan bahwa itu adalah salah satu film Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Kemudian aku menghubungi dua saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Karena benakku dipenuhi dengan pertanyaan dan kebingungan, setelah perkenalan diri singkat, aku langsung berterus terang dan bertanya: “Aku telah menonton film yang diproduksi oleh gereja kalian. Kalian bersaksi bahwa Tuhan telah datang kembali. Namun, Alkitab berkata bahwa Tuhan akan turun ke atas awan-awan ketika Dia datang kembali dan bahwa semua orang akan melihat Dia, dan sekarang aku belum melihat Tuhan menampakkan diri kepada kita di atas awan-awan. Jadi bagaimana kalian bisa mengatakan bahwa Tuhan telah datang kembali? Bisakah kalian menerangkan tentang masalah ini secara khusus?” Mereka dengan senang hati setuju.

Salah satu saudari membacakan firman Tuhan Yang Mahakuasa padauk: “Yesus berkata bahwa Dia akan datang sebagaimana Dia telah pergi, tetapi apakah engkau tahu betul makna perkataan-Nya yang sesungguhnya? Mungkinkah Dia telah mengatakan maknanya kepada kelompokmu ini? Engkau memang tahu bahwa Dia akan datang sebagaimana Dia telah pergi, yakni menaiki suatu awan, tetapi apakah engkau tahu persis bagaimana Tuhan itu sendiri melakukan pekerjaan-Nya? Jika engkau betul-betul dapat mengerti, bagaimana perkataan Yesus dijelaskan? Dia berkata: Kapan Anak Manusia datang pada akhir zaman, Dia sendiri tidak tahu, para malaikat tidak tahu, para utusan di surga tidak tahu, apalagi manusia. Hanya Bapa sendiri, yaitu, hanya Roh yang tahu. Bahkan Anak Manusia sendiri pun tidak mengetahuinya, tetapi engkau malah dapat melihat dan mengetahuinya? Jika engkau mampu mengetahui dan melihat dengan matamu sendiri, bukankah sia-sia saja ucapan tersebut? Dan apa yang dikatakan Yesus saat itu? ‘Tetapi mengenai hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, tidak juga malaikat di surga, hanya Bapa-Ku yang di sorga yang tahu. Tetapi sama seperti pada zaman Nuh, begitu juga saat kedatangan Anak Manusia .… Karena itu hendaklah engkau berjaga-jaga: sebab Anak Manusia akan datang pada waktu yang tidak engkau duga.’ Anak Manusia pun tidak tahu kapan hari itu tiba. Anak Manusia mengacu pada daging inkarnasi Tuhan, seorang manusia yang normal dan biasa. Bahkan Anak Manusia sendiri tidak tahu, jadi bagaimana mungkin engkau tahu? Yesus berkata bahwa Dia akan datang sebagaimana Dia telah pergi. Dapatkah Dia memberitahukanmu lebih dahulu tentang kapan Dia datang, padahal Dia sendiri pun tidak tahu? Apakah engkau mampu melihat kedatangan-Nya? Apakah ini bukan lelucon?

Setelah selesai membaca, saudari ini membahas dalam persekutuan demikian: “Dari firman ini kita dapat memahami bahwa ketika Tuhan datang lagi, Tuhan yang berinkarnasi sendiri tidak akan tahu. Kita juga tidak. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa Tuhan tidak akan secara terbuka menampakkan diri kepada kita di atas awan putih di langit seperti yang kita bayangkan. Sebenarnya tidak hanya ada nubuat ‘turun dengan awan-awan’ dalam Alkitab. Ada juga banyak nubuat seperti, bahwa Tuhan akan datang sebagai pencuri dan turun secara diam-diam. Misalnya, ‘Lihatlah, Aku datang bagaikan pencuri‘ (Wahyu 16:15). ‘Karena itu hendaklah engkau berjaga-jaga: sebab Anak Manusia akan datang pada waktu yang tidak engkau duga‘ (Matius 24:43-44). ‘Tetapi tentang hari dan saat itu, tidak yang tahu, tidak ada malaikat di surga yang tahu, Anak juga tidak, hanya Bapa saja yang tahu‘ (Markus 13:32). Semua nubuat ini mengacu pada Tuhan yang menjadi manusia sebagai Anak Manusia dan turun secara diam-diam. ‘Bagaikan pencuri‘ dan ‘tentang hari dan saat itu, tidak yang tahu,’ artinya datang dengan diam-diam, secara rahasia. Selain itu, Tuhan bernubuat, ‘Karena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini‘ (Lukas 17:24-25). Nubuat ini juga mengacu pada kedatangan Tuhan yang kedua dalam daging. Jika Tuhan datang dengan tubuh rohani-Nya yang telah dibangkitkan, turun di atas awan, dan menampakkan diri secara terbuka kepada umat manusia, orang-orang akan melihat-Nya dan mereka akan tersungkur dan bersujud menyembah-Nya. Siapa yang berani menentang dan mengutuk Dia? Lalu bagaimana mungkin Dia menderita banyak hal dan ditolak oleh generasi ini? Sama seperti ketika Tuhan Yesus muncul dan bekerja, dari luar, Dia tampak seperti orang biasa yang normal. Ketika Dia melakukan pekerjaan dan menyampaikan khotbah, tidak ada yang tahu kalau Dia adalah Tuhan; para imam kepala, ahli Taurat, dan orang-orang Farisi bahkan menentang, mengutuk, dan menolak Dia. Akhirnya mereka menyalibkan Dia. Jadi, hanya dengan berinkarnasi sebagai Anak manusia, Tuhan dapat mengalami kesengsaraan dan ditolak oleh manusia.”

Saudari ini melanjutkan dengan mengatakan: “Lalu, apa hubungan antara Tuhan yang berinkarnasi turun secara rahasia untuk bekerja dan Tuhan yang muncul di depan banyak orang di atas awan-awan? Di akhir zaman, Tuhan menjadi manusia dan datang secara diam-diam. Dia menyampaikan firman dan melakukan pekerjaan penghakiman-Nya yang dimulai di rumah Tuhan, menyucikan dan menyempurnakan umat manusia, dan membentuk sekelompok pemenang sebelum malapetaka terjadi. Baru kemudian Tuhan akan turun secara terbuka dengan awan-awan untuk memperlihatkan diri-Nya kepada umat manusia. Maka, nubuat dalam Alkitab akan digenapi, ‘Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat-Nya, juga mereka yang menikam Dia: dan semua orang di bumi akan meratap karena Dia. Jadilah demikian, Amin‘ (Wahyu 1:7). Secara teori, ketika Tuhan secara terbuka turun ke atas awan-awan, orang-orang seharusnya gembira dan bahagia, tetapi mengapa mereka menangis? Itu karena selama periode di mana Tuhan Yang Mahakuasa yang berinkarnasi telah turun secara rahasia untuk bekerja, mereka bukan hanya tidak mencari dan memeriksa, tetapi juga menghakimi, mengutuk, dan menentang pekerjaan Tuhan. Ketika Tuhan menampakkan diri secara terbuka, mereka akan melihat Tuhan Yang Mahakuasa yang telah mereka tolak dan kutuk justru adalah Tuhan Yesus yang sangat mereka nantikan selama bertahun-tahun. Saat itu, mereka akan memukul-mukul dada mereka, menangis dan menggertakkan gigi, dan kesudahan mereka hanya bisa berupa hukuman.”

Setelah mendengar persekutuannya, aku merasa sepertinya awan-awan telah terangkat dan aku melihat matahari. Ternyata, Tuhan akan datang kembali secara diam-diam untuk bekerja dan menyelamatkan manusia, dan baru sesudahnya secara terbuka akan turun ke atas awan-awan untuk memberi upah kepada orang yang baik dan menghukum yang jahat. Akhirnya aku mengerti mengapa kita belum menyaksikan Tuhan turun ke atas awan-awan tetapi Dia sudah menampakkan diri. Saat itu, aku merasa sangat malu. Aku berpikir, “Aku sudah membaca ayat-ayat itu berulang kali, lalu mengapa aku tidak mengenali aspek ini, dan sebaliknya berpikir Tuhan hanya akan muncul dalam tubuh rohani di atas awan? Aku benar-benar terlalu mati rasa dan buta.”

Makna “awan putih” yang sebenarnya adalah seperti ini.

Setelah itu, saudari lainnya membaca petikan lain dari firman Tuhan Yang Mahakuasa: “Di seluruh alam semesta, semua orang yang mengenal keselamatan dari Yesus sang Juruselamat sangat mendambakan kedatangan Yesus Kristus yang tiba-tiba, untuk menggenapi firman-Nya ketika berada di bumi: ‘Aku akan datang dengan cara yang sama seperti Aku pergi.’ Manusia percaya bahwa setelah penyaliban dan kebangkitan, Yesus kembali ke surga di atas awan putih, lalu mengambil tempat-Nya di sebelah kanan Yang Mahatinggi. Manusia beranggapan bahwa dengan cara yang sama, Yesus akan turun, sekali lagi di atas awan putih (awan ini mengacu pada awan yang dinaiki Yesus waktu Ia kembali ke Surga), ke antara orang-orang yang sangat mendambakan-Nya selama ribuan tahun, dan bahwa Ia akan mengambil rupa orang Yahudi dan mengenakan pakaian mereka. Setelah menampakkan diri kepada manusia, Ia akan mengaruniakan makanan kepada mereka, dan membuat aliran-aliran air hidup menyembur bagi mereka, dan akan hidup di antara manusia, penuh kasih karunia dan kasih, hidup dan nyata. Demikian seterusnya. Namun, Yesus sang Juruselamat tidak melakukan hal ini; Ia melakukan hal yang bertentangan dengan pemahaman manusia. Ia tidak datang ke antara orang-orang yang mendambakan kedatangan-Nya kembali, dan tidak menampakkan diri kepada semua manusia sembari mengendarai awan putih. Ia sudah datang, tetapi manusia tidak mengenali-Nya, dan tetap mengabaikan kedatangan-Nya. Manusia hanya menantikan-Nya tanpa tujuan, tanpa menyadari bahwa Ia telah turun di atas ‘awan putih’ (awan yang adalah Roh-Nya, perkataan-Nya, dan seluruh watak-Nya, serta seluruh keberadaan-Nya), dan kini Ia berada di antara sekelompok pemenang yang akan dibentuk-Nya pada akhir zaman.”

Kemudian saudari ini melanjutkan, “Firman Tuhan Yang Mahakuasa menjelaskan bahwa ‘awan putih’ yang tertulis dalam Alkitab bukanlah apa yang kita bayangkan sebagai awan-awan di langit, tetapi adalah Roh Tuhan, firman-Nya, seluruh watak-Nya, dan segala yang Dia miliki. Dalam menyambut kedatangan Tuhan yang kedua, banyak orang mengandalkan gagasan dan imajinasi mereka, berpegang teguh pada makna harfiah dari ayat-ayat itu, dan dengan pasif menantikan Tuhan datang kembali di atas awan untuk menyambut mereka. Ketika mendengar beberapa orang bersaksi bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali, mereka mendefinisikan pekerjaan Tuhan dengan pemahaman dan imajinasi mereka dan berpikir bahwa Tuhan tidak mungkin datang secara rahasia. Mereka tidak memiliki hati yang mencari kebenaran, menyebabkan mereka kehilangan kesempatan untuk menyambut penampakan Tuhan. Sama seperti orang-orang Farisi Yahudi: mereka merindukan kedatangan Mesias tetapi tidak mengenal-Nya, mereka juga tidak memahami arti nubuat-nubuat Alkitab sesungguhnya. Dan mereka hanya mendefinisikan Tuhan berdasarkan makna harfiah dari Alkitab. Ketika pekerjaan Tuhan Yesus tidak sejalan dengan gagasan mereka, mereka tidak mencari atau menyelidikinya sama sekali, tetapi sebaliknya menolak, mengutuk, dan menyangkal pekerjaan Tuhan, dan akhirnya mereka menyalibkan Tuhan Yesus. Mereka menjadi orang yang, di satu sisi merindukan Mesias, tetapi di sisi lain menentang Tuhan Yesus. Karena itu, berkenaan dengan kedatangan Tuhan kembali, seharusnya kita tidak membatasinya berdasarkan gagasan dan imajinasi kita, tetapi harus memelihara hati yang mencari dan penuh kerendahan hati. Hanya dengan cara ini kita dapat menyambut penampakan Tuhan dan menghindari menempuh jalan orang-orang Farisi yang menentang Tuhan.”

Tuhan membedah gagasan bodohku melalui firman-Nya, aku merasa sangat nista. Aku memikirkan firman Tuhan: “Karena rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalan-Ku bukanlah jalanmu” (Yesaya 55:8). Hikmat Tuhan benar-benar tak terselami oleh umat manusia. Firman Tuhan penuh dengan kebenaran dan otoritas. Tidak ada yang lain selain Tuhan yang dapat mengungkapkan firman ini. Saat itu, aku menjadi sangat bersemangat dan berbagi kegembiraan batinku dengan mereka, “Saudari-saudari, sekarang aku mengerti bahwa metode kedatangan Tuhan kembali seperti yang semula kuyakini adalah isapan jempol dari imajinasi dan gagasanku. Sebenarnya, Alkitab menubuatkan bahwa Tuhan akan datang kembali secara rahasia, dalam daging, dan baru setelah menyelesaikan karya penyelamatan-Nya, Dia akan menampakkan diri secara terbuka. Dari firman Tuhan aku juga memahami bahwa ‘awan putih’ adalah Roh-Nya, firman, seluruh watak-Nya, dan sebagaimana adanya Dia, bukan awan materi yang kasat mata. Aku belum pernah mendengar persekutuan yang begitu jelas dan tajam seperti ini. Aku ingin mendengar lebih banyak.”

Kemudian, kedua saudari ini bersekutu denganku tentang banyak kebenaran yang berkaitan dengan cara membedakan antara Kristus yang benar dan Kristus yang palsu, bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman-Nya di akhir zaman, dan aspek-aspek lain dari kebenaran. Firman yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa memecahkan gagasan dan imajinasi yang telah kupertahankan di dalam imanku kepada Tuhan selama ini, dan memungkinkan aku memahami sesuatu tentang bagaimana Tuhan bekerja untuk menyelamatkan umat manusia. Aku merasa rohku telah dilahirkan kembali dan hatiku menjadi terang. Aku sepenuhnya percaya bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Tuhan Yesus berkata: “Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu” (Yohanes 16:12-13). Dan Wahyu 3:13 berkata: “Barang siapa memiliki telinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja.” Tuhan Yang Mahakuasa adalah Roh kebenaran yang menuntun kita dan membekali kita dengan seluruh kebenaran, dan juga merupakan pintu gerbang kita menuju Kerajaan Tuhan. Hanya dari Dialah kita dapat memperoleh air kehidupan yang mengalir dari takhta. Jadi dengan senang hati aku menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman.

Saudara-saudari yang terkasih, Tuhan Yesus berkata: “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku” (Yohanes 10:27). “Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk: kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku” (Wahyu 3:20). Di akhir zaman, Tuhan mengetuk pintu hati kita dengan firman-Nya. Hanya dengan menjadi gadis bijaksana dan memperhatikan suara Tuhan dengan saksama, kita akan menyambut penampakan Tuhan dan tidak melewatkan kesempatan untuk masuk ke dalam kerajaan surga.

Sumber Artikel dari "Belajar Alkitab"

Category: Kesaksian | Views: 213 | Added by: kronitoropov1987 | Tags: kedatangan tuhan yesus, kedatangan yesus | Rating: 5.0/1
Total comments: 0
avatar