11:35 PM
Khotbah tentang Pertobatan: Cara mencapai pertobatan sejati

Doa orang Kristen

Dalam beberapa tahun terakhir, bencana semakin besar dan semakin parah, seperti gempa bumi, tulah, kebakaran, banjir, dan sebagainya. Banyak orang telah menyadari bahwa bencana yang sering terjadi adalah tanda-tanda kedatangan Tuhan Yesus, dan hari Tuhan Yesus semakin dekat. Tuhan Yesus berkata "Bertobatlah engkau: karena Kerajaan Surga sudah dekat" (Matius 4:17). Jelas, hanya mereka yang benar-benar bertobat yang dapat dilindungi oleh Tuhan dan menghindari kematian dalam bencana. Jadi, apa yang dimaksud dengan pertobatan sejati? Bagaimana kita dapat mencapai pertobatan sejati? Mari kita menjelajahi topik ini bersama.

Apa itu pertobatan sejati ?

Pertobatan Orang Niniwe

Ketika berbicara tentang pertobatan sejati, kita harus mengungkit bagaimana orang Niniwe benar-benar bertobat kepada Tuhan. Ketika orang Niniwe mendengar perintah Tuhan melalui Yunus, "Mulailah Yunus masuk ke kota itu satu hari perjalanan, lalu ia berseru dan berkata, "Empat puluh hari lagi, dan Niniwe akan ditunggangbalikkan." (Yunus 3:4) . Mereka percaya dan mematuhi perintah Tuhan dan bersedia bertobat. Raja Niniwe juga melakukan serangkaian tindakan pertobatan: Dia mengesampingkan kedudukan rajanya, melepaskan jubah rajanya, dan duduk di abu, dan dia juga memerintahkan orang dan hewan untuk berpuasa, dan membuat orang dewasa dan anak-anak mengakui dosa dan bertobat kepada Tuhan dalam kain kabung dan abu. Orang-orang Niniwe menunjukkan penyesalan yang sungguh-sungguh di dalam hati mereka, bertekad untuk berpaling dari jalan jahat mereka dan meninggalkan kejahatan di tangan mereka. Tuhan memeriksa kedalaman hati mereka, dan akhirnya Dia mengubah pemikiran-Nya, dan tidak menghancurkan mereka.

Pertobatan Raja Daud

Pengalaman pertobatan Raja Daud juga dicatat dalam Alkitab. Ketika Tuhan Yahweh mengutus nabi Nataniel untuk berbicara kepada Daud agar Daud menyadari bahwa merebut Batsyeba dan membunuh Uria adalah dosa, ia sangat menyesal dan membenci dirinya sendiri, berpuasa dan berdoa setiap hari di hadapan Tuhan, bertobat dan mengakui dosa-dosanya dan meminta belas kasihan Tuhan. Dia berdoa, "Kembalilah, wahai Yahweh, bebaskanlah jiwaku: oh, selamatkanlah aku karena belas kasihan-Mu. … sepanjang malam aku membasahi peraduanku; aku menggenangi petiduranku dengan air mataku" (Mazmur 6:4- 6). Ketika dia sampai usia tua, pelayannya memilih seorang perawan yang sangat cantik untuk menghangatkan tempat tidurnya, tetapi Daud tidak pernah menyentuhnya. Dari sini, kita dapat melihat bahwa dia memiliki hati yang takut akan Tuhan dan bahwa dia tidak hanya memiliki pertobatan sejati dan kebencian atas dosa-dosanya, dia juga memiliki penerapan yang menunjukkan bahwa dia memiliki pertobatan sejati dan mengalami perubahan nyata.

Jadi, tidak sulit untuk dilihat bahwa pertobatan sejati tidak sesederhana mengakui dosa-dosa dan perbuatan jahat kita kepada Tuhan dalam doa, tetapi tergantung pada apa yang kita lakukan dan apakah kita memiliki perubahan nyata. Secara khusus, untuk mencapai pertobatan sejati, kita perlu tahu apa sikap Tuhan terhadap dosa-dosa manusia, dan kita harus menyadari esensi dan bahaya dari dosa-dosa kita. Hanya dengan cara inilah penghormatan dan ketakutan yang sejati akan Tuhan muncul di dalam diri kita, dan kemudian kita akan merasakan pertobatan dan kebencian sejati dari lubuk hati kita atas dosa-dosa kita, kita tidak akan lagi berjalan di jalan lama seperti yang selalu kita lakukan, dan kita akan mulai membuat perubahan dan menjadi orang baru — hanya ini disebut sebagai pertobatan sejati.

Merenungkan Apakah Kita Memiliki Pertobatan Sejati

Kita membandingkan lagi dengan diri kita, sudahkah kita mencapai pertobatan sejati? Ada beberapa orang mungkin akan berkata: "Sebelum kami percaya kepada Tuhan Yesus, dan ketika kami mengalami suatu masalah, kami akan berdebat dengan orang-orang pada hal-hal yang terjadi pada kami, tetapi sekarang kami memiliki kerendahan hati, serta toleransi dan kesabaran; sebelumnya kami adalah orang yang sangat egois, ketika kami melakukan sesuatu, kami selalu mempertimbangkan kepentingan diri sendiri, tetapi sekarang kami memiliki kasih sayang untuk menolong orang lain, dan ketika kami melihat orang lain lemah kami juga akan memberikan dukungan; dan lain-lainnya. Kami memiliki perilaku lahiriah yang baik, bukankah ini merupakan manifestasi pertobatan sejati?" Namun, pernahkah kita memikirkan berapa lama kita dapat bertahan bertobat dengan cara ini?

Sebenarnya, kita bisa merasakan di dalam kehidupan kita, biasanya kita bisa bertoleransi dan bersabar dengan orang lain, tidak merebut dan juga tidak bertengkar dengan orang lain, ini hanya terjadi ketika tidak melibatkan kepentingan pribadi, tetapi begitu ada pihak lain yang menyentuh kepentingan kita, atau ketika orang lain melukai harga diri kita, kita masih bisa membenci orang itu, bahkan kita masih bisa memikirkan cara untuk membalas dendam; Meskipun kita terlihat rendah hati, tetapi ketika kita mengalami masalah dan ketika pandangan kita tidak sama dengan orang lain, kita selalu ingin pihak lain mendengarkan kita. Meskipun tidak ada perselisihan, hati kita selalu bersikeras pada diri kita, dan melakukan apa yang ingin kita lakukan. Selain itu, kita juga akan berbohong, menipu orang lain, kehilangan kesabaran, mengungkapkan darah panas kita, dan iri pada orang lain. Meskipun kita sering berdoa dan mengakui dosa-dosa kita, ini hanyalah pengakuan lisan, dan tidak membenci atau meremehkan dosa-dosa kita yang kita rasakan dari lubuk hati kita. Jadi, kita akan membuat kesalahan lama yang sama dalam beberapa situasi, hidup dalam lingkaran setan, yaitu, berbuat dosa di siang hari dan mengaku di malam hari dan tidak memiliki perubahan nyata. Tuhan Yesus berkata: "Karena pohon yang baik tidak menghasilkan buah yang buruk; tidak ada pohon yang buruk yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal dengan buahnya sendiri. Sebab dari semak duri orang tidak mengumpulkan buah ara, atau dari semak duri mengumpulkan anggur mereka" (Lukas 6: 43-44). Matius 3: 8 mengatakan, "Karena itu bawalah buah-buah memenuhi pertobatan" Merefleksikan ekspresi kita yang sebenarnya, kita dapat melihat bahwa apa yang kita hasilkan adalah buah yang berbuat dosa dan kita belum mencapai pertobatan dan perubahan sejati, yang menunjukkan kita masih hidup dalam dosa dan sama sekali tidak memiliki pertobatan sejati.

Sifat Dosa Kita Menyebabkan Kita Tidak Ada Pertobatan Sejati

Mungkin beberapa orang akan bertanya, "Dosa-dosa kita diampuni karena kita telah menerima keselamatan Tuhan Yesus. Tetapi mengapa kita masih hidup dalam dosa dan gagal mencapai pertobatan sejati?" Mari kita membaca dua bagian dari firman Tuhan dan kemudian kita akan memahami pertanyaan ini.

Tuhan berfirman: "Meskipun manusia telah ditebus dan diampuni dosanya, itu hanya dapat dianggap bahwa Tuhan tidak lagi mengingat pelanggaran manusia dan tidak memperlakukan manusia sesuai dengan pelanggarannya. Namun, ketika manusia hidup dalam daging dan belum dibebaskan dari dosa, ia hanya bisa terus berbuat dosa, tanpa henti menyingkapkan watak rusak Iblis dalam dirinya. Inilah kehidupan yang manusia jalani, siklus tanpa henti berbuat dosa dan meminta pengampunan. Mayoritas manusia berbuat dosa di siang hari lalu mengakui dosa di malam hari. Dengan demikian, sekalipun korban penghapus dosa selamanya efektif bagi manusia, itu tidak dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Hanya separuh dari pekerjaan penyelamatan telah diselesaikan, karena watak manusia masih rusak …." "Dosa manusia dapat diampuni melalui korban penghapusan dosa, tetapi manusia belum mampu menyelesaikan masalah bagaimana ia dapat untuk tidak lagi berbuat dosa dan bagaimana agar sifat dosanya dapat dibuang sepenuhnya dan diubahkan. Dosa manusia diampuni karena pekerjaan penyaliban Tuhan, tetapi manusia tetap hidup dalam watak lama Iblis yang rusak. Dengan demikian, manusia harus sepenuhnya diselamatkan dari watak rusak Iblis sehingga sifat dosa manusia sepenuhnya dibuang dan tidak akan pernah lagi berkembang, sehingga memungkinkan watak manusia berubah. Hal ini mengharuskan manusia memahami jalan pertumbuhan dalam kehidupan, jalan hidup, dan cara untuk mengubah wataknya. Hal ini juga mengharuskan manusia untuk bertindak sesuai dengan jalan ini sehingga watak manusia dapat secara bertahap diubahkan dan ia dapat hidup di bawah cahaya terang, sehingga segala sesuatu yang ia lakukan sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga ia dapat membuang watak rusak Iblisnya, dan supaya dia dapat membebaskan dirinya dari pengaruh kegelapan Iblis, sehingga ia pun benar-benar lepas dari dosa. Hanya dengan begitu, manusia akan menerima keselamatan yang lengkap."

Dari perkataan Tuhan, kita dapat melihat bahwa alasan mengapa kita masih berbuat dosa dan tidak dapat mencapai pertobatan sejati adalah karena kita memiliki sifat dosa Iblis. Seperti yang kita ketahui, pekerjaan Tuhan Yesus sesuai dengan kebutuhan manusia pada zaman itu, Dia melakukan pekerjaan penebusan, menjadi korban penghapus dosa bagi umat manusia melalui penyaliban, dan membebaskan manusia dari kutukan hukum-hukum. Karena itu, selama kita mengakui dosa dan bertobat kepada Tuhan Yesus, maka dosa kita akan diampuni, dan kita kemudian layak untuk menikmati anugerah-Nya yang berlimpah. Namun, Tuhan Yesus hanya membebaskan kita dari dosa-dosa kita, tetapi Dia tidak membebaskan kita dari sifat dosa kita. Karena itu, watak Iblis sangat mengakar di dalam diri kita seperti kesombongan dan keangkuhan, keegoisan, kebengkokan dan tipu daya serta keserakahan dan kejahatan, masih tetap ada di dalam diri kita dan ini adalah sumber dari dosa kita. Jika kita tidak dapat melepaskan diri kita dari watak-watak yang rusak ini, kita akan sering berdosa dan melawan Tuhan tanpa sadar. Ini adalah fakta yang tak terbantahkan. Dengan kata lain, jika sifat dosa kita dan sumber dosa kita tidak dapat diselesaikan, tidak peduli berapa lama kita percaya kepada Tuhan, kita masih tidak dapat mencapai pertobatan sejati atau berhenti berbuat dosa, dan kita tidak akan pernah masuk kerajaan surga.

Bagaimana Mencapai Pertobatan Sejati

Jadi, bagaimana kita dapat mencapai pertobatan sejati? Tuhan Yesus bernubuat: "Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu" (Yohanes 16:12-13). "Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman" (Yohanes 12:48). Alkitab juga menubuatkan, "Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan: dan jika itu pertama kali dimulai pada kita, apakah kesudahan dari mereka yang tidak menaati Injil Tuhan?" (1 Petrus 4:17). Dapat dilihat dari ayat-ayat ini bahwa ada banyak kebenaran yang Tuhan Yesus tidak katakan kepada kita ketika Dia melakukan pekerjaan-Nya. Karena orang-orang pada waktu itu baru saja ditebus dari kutukan hukum dan tingkat pertumbuhan orang pada saat itu kecil, yang bisa mereka lakukan adalah menyadari dosa-dosa mereka dan kemudian mengakui dosa mereka dan bertobat. Kebenaran yang lebih dalam mengenai mengubah watak mereka yang rusak, mereka tidak dapat memahminya. Jadi, Tuhan Yesus berjanji kepada kita bahwa Dia akan kembali pada akhir zaman, mengungkapkan kebenaran yang tidak kita pahami sebelumnya, dan dengan demikian menghakimi dosa-dosa kita, sehingga kita dapat lepas dari watak kita yang rusak dan mencapai pertobatan sejati.

Sekarang Tuhan Yesus telah berinkarnasi kembali. Dia mengungkapkan semua kebenaran untuk menyucikan dan menyelamatkan umat manusia dan melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai dengan rumah Tuhan untuk sepenuhnya mencabut akar penyebab dosa-dosa umat manusia, sehingga manusia dapat mencapai pertobatan dan perubahan yang sejati, dan tidak lagi berbuat dosa atau melawan Tuhan. Ini persis menggenapi nubuat Tuhan Yesus: "Dan kalau ada orang yang mendengar perkataan-Ku, dan tidak percaya, Aku tidak menghakiminya: karena Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkan dunia. Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman" (Yohanes 12:47-48). Lalu bagaimana Tuhan menggunakan firman untuk melakukan pekerjaan penghakiman untuk menyucikan manusia dan memungkinkan kita untuk mencapai pertobatan sejati? Mari kita baca satu bagian dari firman Tuhan.

Tuhan berfirman: "Di akhir zaman, Kristus menggunakan berbagai kebenaran untuk mengajar manusia, mengungkapkan hakikat manusia, dan membedah kata-kata dan perbuatan-perbuatannya. Firman ini terdiri dari berbagai kebenaran, seperti tugas-tugas manusia, bagaimana manusia harus menaati Tuhan, bagaimana setia kepada Tuhan, bagaimana hidup dalam kemanusiaan yang normal, serta hikmat dan watak Tuhan, dan lain-lain. Firman ini semuanya ditujukan pada hakikat manusia dan wataknya yang rusak. Secara khusus, firman yang mengungkapkan bagaimana manusia menolak Tuhan diucapkan karena manusia merupakan perwujudan Iblis dan kekuatan musuh yang melawan Tuhan. Dalam melaksanakan pekerjaan penghakiman-Nya, Tuhan bukannya begitu saja menjelaskan tentang sifat manusia hanya dengan beberapa kata. Dia menyingkapkannya, menanganinya, dan memangkasnya sekian lama. Cara-cara penyingkapan, penanganan, dan pemangkasan ini tidak bisa digantikan dengan kata-kata biasa, tetapi dengan kebenaran yang tidak dimiliki oleh manusia sama sekali. Hanya cara-cara seperti ini yang dianggap penghakiman, hanya melalui penghakiman jenis ini manusia bisa ditundukkan dan diyakinkan sepenuhnya untuk tunduk kepada Tuhan, dan bahkan memperoleh pengenalan yang sejati akan Tuhan. Tujuan pekerjaan penghakiman agar manusia mengetahui wajah Tuhan yang sejati dan kebenaran tentang pemberontakannya sendiri. Pekerjaan penghakiman memungkinkan manusia untuk mendapatkan banyak pemahaman akan kehendak Tuhan, tujuan pekerjaan Tuhan, dan misteri-misteri yang tidak dapat dipahami manusia. Pekerjaan ini juga memungkinkan manusia untuk mengenali dan mengetahui hakikatnya yang rusak dan akar dari kerusakannya, dan juga mengungkapkan keburukan manusia. Semua hasil ini dicapai melalui pekerjaan penghakiman, karena substansi pekerjaan ini adalah pekerjaan membukakan kebenaran, jalan, dan hidup Tuhan kepada semua orang yang beriman kepada-Nya."

Di akhir zaman, Tuhan mengungkapkan kebenaran untuk membuat orang mencapai pertobatan sejati. Firman-Nya mengungkapkan dengan sangat jelas sifat Iblis kita yang menentang dan mengkhianati Tuhan, sikap kita terhadap Tuhan dan terhadap kebenaran, serta pengejaran kita yang salah dalam iman kita kepada Tuhan, dan membedah tindakan dan pikiran kita di kedalaman hati kita. Firman Tuhan ibarat pedang yang bermata dua, menembus hati kita, dan membuat kita mengetahui akar dosa kita dan melihat dengan jelas kebenaran mengenai kerusakan kita, memungkinkan kita untuk mengenali bagaimana sifat dan substansi kita penuh dengan kesombongan dan keangkuhan, keegoisan dan kekejian, kebengkokan dan tipu daya, dan lain-lainnya. Kita tahu dengan jelas persyaratan Tuhan, tetapi kita selalu dikendalikan oleh watak-watak Iblis ini, memberontak terhadap Tuhan dan melawan Tuhan tanpa terkendali, dan tidak dapat mempraktikkan kebenaran, sehingga kita telah menjadi perwujudan Iblis. Dalam menghadapi penghakiman dan hajaran Tuhan, kita telah benar-benar diyakinkan oleh firman Tuhan, kita bersujud di hadapan Tuhan, mulai membenci diri kita sendiri dan mengutuk diri kita sendiri, dan dengan demikian kita memiliki pertobatan sejati. Sementara itu, kita juga merasakan dari lubuk hati kita bahwa firman Tuhan adalah kebenaran, semua itu adalah ekspresi dari watak Tuhan dan siapa Tuhan itu. Kita melihat bahwa watak Tuhan yang benar yang tidak dapat disinggung oleh siapapun, dan bahwa esensi dari kekudusan Tuhan tidak dapat dilanggar oleh siapapun. Dengan demikian, hati yang takut akan Tuhan dikembangkan dalam diri kita, dan kita mulai mencari kebenaran dengan segenap kekuatan kita, dan bertindak sesuai dengan firman Tuhan. Semakin kita memahami kebenaran, semakin kita membedakan sifat Iblis dan watak Iblis yang berakar dalam diri kita sendiri, dan kita juga semakin mengenal Tuhan. Secara bertahap, kita dapat mempraktikkan kebenaran untuk menebus pelanggaran masa lalu kita, dan kemudian watak kita yang rusak dapat disucikan. Lambat laun, kita akan lepas dari ikatan dosa, tidak lagi dikendalikan oleh watak Iblis yang rusak, tidak lagi berbuat jahat atau menentang Tuhan dan kita akan dapat benar-benar menaati Tuhan dan menyembah Tuhan, serta mencapai pertobatan sejati. Dengan demikian, menerima pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman adalah satu-satunya jalan bagi kita untuk mencapai pertobatan sejati.

Sekarang, pekerjaan penghakiman Tuhan sudah mendekati akhirnya, dan semua jenis bencana terjadi satu demi satu, jadi kita tidak memiliki banyak kesempatan untuk bertobat. Pada saat kritis ini, hanya dengan menerima pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman barulah kita dapat lepas dari belenggu dosa dan mencapai pertobatan sejati. Kalau tidak, impian kita untuk memasuki kerajaan surga tidak akan pernah terwujud.

Category: Kesaksian | Views: 422 | Added by: kronitoropov1987 | Tags: Menyingkirkan dosa, doa dan bertobat, Penghakiman dan hajaran | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
avatar