8:21 PM
Jika Kepercayaanmu kepada Tuhan itu Benar, Engkau Akan Sering Menerima Pemeliharaan-Nya

Disposisi Tuhan

Firman Tuhan - Jika Kepercayaanmu kepada Tuhan itu Benar, Engkau Akan Sering Menerima Pemeliharaan-Nya

Perubahan maksud Tuhan terhadap penduduk Niniwe tidak mengandung keraguan ataupun ambiguitas. Sebaliknya, itu merupakan perubahan dari kemarahan yang murni menjadi toleransi yang murni. Ini adalah pengungkapan sejati hakikat Tuhan. Tuhan tidak pernah ragu atau plin-plan dalam tindakan-Nya. Prinsip dan tujuan di balik tindakan-tindakan-Nya selalu jelas dan transparan, murni, tidak bercacat, tanpa ada tipuan atau rencana jahat tercampur di dalamnya. Dengan kata lain, hakikat Tuhan tidak mengandung kegelapan atau kejahatan. Tuhan menjadi sangat marah dengan penduduk Niniwe karena tindakan mereka yang jahat telah terlihat oleh-Nya; pada saat itu amarah-Nya berasal dari hakikat-Nya. Tetapi, ketika amarah Tuhan hilang dan Dia memberikan toleransi-Nya kepada penduduk Niniwe sekali lagi, yang Dia nyatakan tetaplah hakikat-Nya. Seluruh perubahan ini disebabkan perubahan dalam sikap manusia terhadap Tuhan. Selama seluruh periode ini, watak Tuhan yang tidak dapat disinggung tidak berubah; hakikat Tuhan yang toleran tidak berubah; hakikat Tuhan yang penuh kasih dan belas kasih tidak berubah. Ketika manusia melakukan tindakan jahat dan menyinggung Tuhan, Dia akan menimpakan amarah-Nya kepada mereka. Ketika manusia benar-benar bertobat, hati Tuhan akan berubah, dan amarah-Nya akan reda. Ketika manusia terus dengan keras kepala menentang Tuhan, amarah-Nya tidak akan reda; murka-Nya akan terus menekan mereka sedikit demi sedikit sampai mereka hancur. Inilah hakikat dari watak Tuhan. Terlepas dari apakah Tuhan mengungkapkan murka atau belas kasih dan kasih setia, tindakan, perilaku, dan sikap manusia terhadap Tuhan di lubuk hatinya menentukan apa yang dinyatakan lewat pengungkapan watak Tuhan. Jika Tuhan terus-menerus menghakimi seseorang dengan murka-Nya, maka hati orang ini sudah pasti menentang Tuhan. Karena ia tidak pernah benar-benar bertobat, menundukkan kepalanya di hadapan Tuhan atau memiliki kepercayaan sejati kepada Tuhan, ia tidak pernah mendapatkan belas kasih dan toleransi Tuhan. Jika seseorang menerima pemeliharaan Tuhan dan sering mendapatkan belas kasih dan toleransi-Nya, maka orang ini dapat dipastikan memiliki kepercayaan yang sejati kepada Tuhan dalam hatinya, dan hatinya tidak menentang Tuhan. Ia seringkali bertobat dengan sungguh-sungguh di hadapan Tuhan, oleh karena itu, walaupun disiplin hukuman Tuhan seringkali datang atas orang ini, murka-Nya tidak akan menimpa orang tersebut.

Uraian singkat ini membuat manusia bisa melihat hati Tuhan, melihat kenyataan hakikat-Nya, melihat bahwa amarah Tuhan dan perubahan hati-Nya bukan tanpa sebab. Meskipun ada perbedaan besar yang Tuhan tunjukkan ketika Dia marah dan ketika Dia mengubah hati-Nya, yang membuat manusia percaya ada jurang pemisah yang besar atau ada perbedaan yang sangat besar antara dua aspek hakikat Tuhan—kemarahan-Nya dan toleransi-Nya—sikap Tuhan terhadap pertobatan penduduk Niniwe sekali lagi membuat manusia bisa melihat sisi lain dari watak Tuhan yang benar. Perubahan hati Tuhan benar-benar membuat umat manusia sekali lagi dapat melihat kebenaran tentang belas kasih dan kasih setia Tuhan dan melihat pengungkapan sejati hakikat Tuhan. Umat manusia tidak bisa tidak harus mengakui bahwa belas kasih dan kasih setia Tuhan bukanlah mitos, atau kisah rekaan. Ini karena perasaan Tuhan pada saat itu nyata; perubahan hati Tuhan nyata; Tuhan memang memberikan belas kasih dan toleransi-Nya kepada umat manusia sekali lagi.

Pertobatan Sejati di Hati Penduduk Niniwe Membuat Mereka Mendapatkan Belas Kasih Tuhan dan Mengubah Nasib Mereka

Apakah ada kontradiksi antara perubahan hati Tuhan dan murka-Nya? Tentu saja tidak! Ini karena toleransi Tuhan pada saat itu memiliki alasan tersendiri. Apa alasannya? Jawabannya ada di Alkitab: "Semua orang berbalik dari jalannya yang jahat" dan "dari kejahatan yang ada di tangan mereka."

"Jalan yang jahat" ini bukan merujuk kepada sejumlah perbuatan jahat, tetapi pada sumber kejahatan di balik sikap orang-orang. "Berbalik dari jalannya yang jahat" berarti orang yang bersangkutan tidak akan pernah melakukan perbuatan-perbuatan itu lagi. Dengan kata lain, mereka tidak akan pernah berperilaku di jalan yang jahat ini lagi; metode, sumber, tujuan, niat, dan prinsip-prinsip tindakan mereka telah semuanya berubah. Mereka tidak akan pernah lagi menggunakan metode dan prinsip-prinsip tersebut untuk mendatangkan kesenangan dan kebahagiaan dalam hati mereka. "Meninggalkan" dalam "meninggalkan kejahatan yang ada di tangan mereka" berarti membuang atau menyingkirkan, benar-benar putus hubungan dengan masa lalu dan tidak pernah kembali lagi. Ketika penduduk Niniwe meninggalkan kejahatan di tangan mereka, hal ini membuktikan sekaligus merepresentasikan pertobatan sejati mereka. Tuhan memperhatikan tindakan luar manusia dan juga hati mereka. Ketika Tuhan melihat pertobatan sejati di hati penduduk Niniwe itu sungguh-sungguh dan melihat mereka sudah meninggalkan jalan-jalan mereka yang jahat dan meninggalkan kejahatan di tangan mereka, Dia mengubah hati-Nya. Ini berarti tindakan dan sikap manusia dan berbagai macam cara melakukannya, serta pengakuan dan pertobatan sejati dari dosa di hati mereka, menyebabkan Tuhan mengubah hati-Nya, mengubah niat-Nya, menarik kembali keputusan-Nya dan tidak menghukum atau menghancurkan mereka. Karena itulah penduduk Niniwe mendapatkan akhir yang berbeda. Mereka menebus hidup mereka sendiri dan pada saat yang sama mendapatkan belas kasih dan toleransi Tuhan, sampai di titik di mana Tuhan menarik kembali murka-Nya.

Category: Firman Tuhan | Views: 103 | Added by: kronitoropov1987 | Tags: Disposisi Tuhan | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
avatar