4:35 PM
Penilaian Ayub oleh Tuhan dan di dalam Alkitab

kehendak Tuhan

Firman Tuhan - Penilaian Ayub oleh Tuhan dan di dalam Alkitab

(Ayub 1:1) Ada seorang laki-laki di tanah Us, yang bernama Ayub; dan ia adalah orang yang tak bercela dan jujur, ia takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan.

(Ayub 1:5) Demikianlah, setelah hari-hari pesta berakhir, Ayub memanggil mereka dan menguduskan mereka; ia bangun pagi-pagi benar dan mempersembahkan korban bakaran sesuai dengan jumlah anak-anaknya: karena Ayub berkata: "Mungkin saja anak-anak lelakiku sudah berbuat dosa dan mengutuki Tuhan dalam hati mereka." Demikianlah yang senantiasa dilakukan Ayub.

(Ayub 1:8) Lalu Yahweh berkata kepada Iblis, "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub, tidak ada seorang pun seperti dia di bumi, yang demikian tak bercela dan jujur, yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan?"

……

Pertama, mari kita membaca perikop yang pertama: "Ada seorang laki-laki di tanah Us, yang bernama Ayub; dan ia adalah orang yang tak bercela dan jujur, ia takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan." Penilaian pertama Ayub dalam Alkitab, kalimat ini adalah penilaian sang penulis tentang Ayub. Tentu saja, itu juga merepresentasikan penilaian manusia tentang Ayub, yaitu, "ia adalah orang yang tak bercela dan jujur, ia takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan." Selanjutnya, mari kita membaca penilaian Tuhan tentang Ayub: "tidak ada seorang pun seperti dia di bumi, yang demikian tak bercela dan jujur, yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan" (Ayub 1:8). Dari kedua penilaian, yang satu berasal dari manusia, dan yang lain berasal dari Tuhan; keduanya merupakan dua penilaian dengan konten yang sama. Jadi, dapat dilihat bahwa perilaku dan tingkah laku Ayub diketahui oleh manusia, dan juga dipuji oleh Tuhan. Dengan kata lain, tingkah laku Ayub di hadapan manusia dan tingkah lakunya di hadapan Tuhan adalah sama. Dia membukakan perilaku dan motivasinya di hadapan Tuhan di sepanjang waktu, agar semua itu dapat diamati oleh Tuhan, dan dia adalah orang yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Jadi, di mata Tuhan, dari antara orang-orang di bumi hanya Ayublah yang tak bercela dan jujur, dan yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan.

Perwujudan yang Spesifik dari Sikap Ayub yang Takut akan Tuhan dan Menjauhi Kejahatan dalam Kehidupannya Sehari-hari

Selanjutnya, mari kita melihat perwujudan yang spesifik dari sikap Ayub yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Selain perikop yang mendahului dan mengikutinya, mari kita juga membaca Ayub 1:5, yang merupakan salah satu perwujudan yang spesifik dari sikap Ayub yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Ini berkaitan dengan bagaimana dia takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan dalam kehidupannya sehari-hari. Yang paling menonjol, dia tidak hanya melakukan apa yang harus dia lakukan karena rasa takutnya sendiri kepada Tuhan dan karena menjauhi kejahatan, tetapi dia juga secara teratur mempersembahkan korban bakaran di hadapan Tuhan atas nama putra-putranya. Dia takut kalau-kalau mereka telah sering "berbuat dosa dan mengutuki Tuhan dalam hati mereka" sambil berpesta. Dan bagaimanakah rasa takut ini terwujud dalam diri Ayub? Teks asli memberikan uraian berikut: "Demikianlah, setelah hari-hari pesta berakhir, Ayub memanggil mereka dan menguduskan mereka; ia bangun pagi-pagi benar dan mempersembahkan korban bakaran sesuai dengan jumlah anak-anaknya." Tingkah laku Ayub menunjukkan kepada kita bahwa, daripada diwujudkan dalam perilaku lahiriahnya, sikapnya yang takut akan Tuhan itu berasal dari dalam hatinya, dan sikapnya yang takut akan Tuhan itu dapat ditemukan dalam setiap aspek kehidupannya sehari-hari di setiap saat, karena tidak hanya dirinya sendiri yang menjauhi kejahatan, tetapi ia juga sering mempersembahkan korban bakaran atas nama putra-putranya. Dengan kata lain, Ayub tidak hanya sangat takut berbuat dosa terhadap Tuhan dan meninggalkan Tuhan di dalam hatinya sendiri, tetapi juga khawatir bahwa putra-putranya berdosa terhadap Tuhan dan meninggalkan Dia di dalam hati mereka. Dari sini dapat dilihat bahwa kebenaran rasa takut Ayub terhadap Tuhan teruji, dan tidak dapat diragukan oleh siapa pun. Apakah dia melakukannya sesekali atau sering kali? Kalimat terakhir dari teks ini "Demikianlah yang senantiasa dilakukan Ayub." Makna dari kata-kata ini adalah bahwa Ayub tidak pergi dan singgah ke rumah anak-anaknya sesekali, atau ketika hal itu menyenangkan hatinya, dia juga tidak mengaku kepada Tuhan melalui doa. Sebaliknya, dia secara teratur memanggil dan menguduskan anak-anaknya, dan mempersembahkan korban bakaran bagi mereka. "Senantiasa" di sini tidak berarti dia melakukannya selama satu atau dua hari atau sesaat. Dikatakan bahwa perwujudan dari sikap Ayub yang takut akan Tuhan tidak sementara dan tidak berhenti pada pengetahuan atau kata-kata yang diucapkan. Sebaliknya, jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan itu menuntun hatinya, mengatur perilakunya, dan ada di dalam hatinya, serta menjadi akar keberadaannya. Bahwa dia melakukannya senantiasa menunjukkan bahwa, di dalam hatinya, dia sering takut bahwa dirinya sendiri akan berdosa terhadap Tuhan dan juga takut bahwa putra dan putrinya berdosa terhadap Tuhan. Itu menunjukkan seberapa bobot jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan yang terdapat di dalam hatinya. Dia melakukannya senantiasa karena, di dalam hatinya, dia ketakutan dan takut—takut bahwa dia telah berbuat jahat dan berdosa terhadap Tuhan, dan bahwa dia telah menyimpang dari jalan Tuhan sehingga tidak dapat memuaskan Tuhan. Dan pada saat yang sama, dia juga mengkhawatirkan putra dan putrinya, takut bahwa mereka telah menyinggung Tuhan. Demikianlah perilaku normal Ayub dalam kehidupannya sehari-hari. Justru perilaku normal inilah yang membuktikan bahwa sikap Ayub yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan bukanlah kata-kata kosong, bahwa Ayub benar-benar menghidupi kenyataan seperti itu. "Demikianlah yang senantiasa dilakukan Ayub": Kata-kata ini memberitahukan kepada kita tentang perbuatan Ayub di hadapan Tuhan setiap harinya. Ketika dia melakukan hal tersebut senantiasa, apakah perilaku dan hatinya mencapai ke hadirat Tuhan? Dengan kata lain, apakah Tuhan sering disenangkan oleh hati dan perilaku Ayub? Lalu, dalam keadaan apa, dan dalam konteks apa Ayub melakukan hal itu senantiasa? Sebagian orang mengatakan bahwa karena Tuhan sering menampakkan diri kepada Ayub, maka dia bertindak demikian. Ada yang mengatakan bahwa dia melakukannya senantiasa karena dia ingin menjauhi kejahatan. Dan sebagian orang mengatakan bahwa mungkin dia berpikir bahwa kekayaannya tidak diperoleh dengan mudah, dan dia tahu bahwa kekayaannya telah dianugerahkan kepadanya oleh Tuhan, sehingga dia sangat takut kehilangan hartanya sebagai akibat berdosa melawan atau menyinggung Tuhan. Apakah salah satu dari klaim ini benar? Jelas tidak. Karena, di mata Tuhan, apa yang Tuhan terima dan yang paling disukai-Nya tentang Ayub bukan hanya karena dia senantiasa melakukannya; lebih daripada itu, adalah tingkah lakunya di hadapan Tuhan, manusia, dan Iblis ketika dia diserahkan kepada Iblis dan dicobai. Bagian-bagian di bawah ini memberikan bukti yang paling meyakinkan, bukti yang menunjukkan kepada kita kebenaran penilaian Tuhan tentang Ayub.

Sumber Artikel dari "Belajar Alkitab"

Category: Firman Tuhan | Views: 125 | Added by: kronitoropov1987 | Tags: kehendak Tuhan | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
avatar