6:14 PM Tuhan Menciptakan Hawa |
Firman Tuhan - Tuhan Menciptakan Hawa(Kej 2:18-20) Lalu Tuhan Yahweh berfirman: "Tidak baik manusia sendirian, Aku akan menjadikan seorang penolong yang sepadan dengannya." Dari tanah, Tuhan Yahweh membentuk segala binatang di padang, dan segala burung di udara. Dia membawanya kepada Adam untuk melihat bagaimana ia akan menamai mereka: dan setiap nama yang Adam berikan kepada setiap makhluk yang hidup, demikianlah nama mereka kemudian. Adam menamai semua ternak, dan burung di udara, dan setiap binatang di padang; tetapi bagi Adam tidak ditemukan penolong yang sepadan baginya. (Kej 2:22-23) Dan dari tulang rusuk yang diambil Tuhan Yahweh dari manusia itu, Dia menjadikan seorang wanita, lalu dibawanya kepada manusia itu. Lalu Adam berkata, "Inilah tulang dari tulangku dan daging dari dagingku: ia akan disebut perempuan, karena ia diambil dari laki-laki." Ada beberapa frasa kunci dalam bagian kitab suci ini. Tolong digarisbawahi: "setiap nama yang Adam berikan kepada setiap makhluk yang hidup, demikianlah nama mereka kemudian." Jadi, siapa yang memberi nama kepada semua makhluk hidup? Adam, bukan Tuhan. Frasa ini mengatakan sebuah fakta kepada umat manusia: Tuhan memberikan kecerdasan kepada manusia ketika Ia menciptakannya. Artinya, kecerdasan manusia berasal dari Tuhan. Ini adalah hal yang pasti. Tetapi kenapa? Setelah Tuhan menciptakan Adam, apakah Adam pergi ke sekolah? Apakah ia tahu bagaimana cara membaca? Setelah Tuhan menciptakan berbagai makhluk hidup, apakah Adam mengenali semua binatang ini? Apakah Tuhan memberitahukan kepadanya apa nama-nama mereka? Tentu saja Tuhan juga tidak mengajarinya bagaimana cara menemukan nama untuk makhluk-makhluk ini. Itu kebenarannya! Lalu, bagaimana ia bisa tahu bagaimana memberikan nama untuk makhluk-makhluk hidup ini dan nama jenis apa yang harus diberikan kepada mereka? Ini terkait dengan pertanyaan apa yang Tuhan tambahkan kepada Adam ketika Ia menciptakannya. Fakta membuktikan bahwa ketika Tuhan menciptakan manusia, Ia telah menambahkan kecerdasan-Nya kepada manusia. Ini adalah poin yang sangat penting. Apakah engkau semua mendengarkan dengan saksama? Ada poin penting lain yang harus engkau ketahui dengan jelas: Setelah Adam memberi nama kepada makhluk-makhluk hidup itu, nama-nama ini menjadi nama tetap mereka dalam kosakata Tuhan. Mengapa Aku berkata demikian? Ini juga melibatkan watak Tuhan dan Aku harus menjelaskannya. Tuhan menciptakan manusia, menghembuskan napas hidup ke dalam dirinya, dan juga memberi kepadanya sebagian dari kecerdasan-Nya, kemampuan-Nya, apa yang dimiliki-Nya dan siapa Dia. Setelah Tuhan memberikan kepada manusia semua ini, manusia mampu melakukan beberapa hal secara mandiri dan berpikir sendiri. Jika apa yang manusia kemukakan dan lakukan itu baik di mata Tuhan, maka Tuhan akan menerimanya dan tidak akan mencampuri. Jika apa yang manusia lakukan itu benar, maka Tuhan akan membiarkannya tetap seperti adanya untuk selamanya. Jadi, apa makna yang tersirat dalam frasa "setiap nama yang Adam berikan kepada setiap makhluk yang hidup, demikianlah nama mereka kemudian."? Itu menunjukkan bahwa Tuhan tidak melakukan perubahan apa pun pada nama-nama yang diberikan kepada berbagai makhluk hidup. Apa pun nama yang Adam berikan, Tuhan berkata "Ya" dan mendaftarkan nama tersebut sebagaimana adanya. Apakah Tuhan menyatakan pendapat-Nya? Tidak, sudah pasti tidak. Jadi, apa yang engkau lihat di sini? Tuhan memberi kecerdasan kepada manusia dan manusia menggunakan kecerdasan yang Tuhan berikan untuk melakukan sesuatu. Jika apa yang manusia lakukan itu positif di mata Tuhan, maka perbuatan itu akan ditegaskan, diakui dan diterima oleh Tuhan tanpa dievaluasi atau dikritik. Ini adalah sesuatu tidak dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh roh jahat atau Iblis. Apakah engkau melihat penyingkapan watak Tuhan di sini? Apakah seorang manusia, seorang manusia yang telah rusak, atau Iblis mau menerima jika orang lain mewakili mereka melakukan hal-hal di depan hidung mereka? Tentu saja tidak! Apakah mereka akan memperjuangkan kedudukan mereka terhadap orang lain atau kekuatan lain yang berbeda dengan mereka? Tentu saja mereka akan melakukannya! Pada saat itu, jika yang di samping Adam adalah seorang manusia yang rusak atau Iblis, mereka pasti akan menolak apa yang sedang Adam lakukan. Demi membuktikan bahwa mereka punya kemampuan untuk berpikir secara mandiri dan memiliki wawasan unik mereka sendiri, mereka pasti akan menolak semua yang Adam lakukan: "Engkau mau menamainya ini? Aku tidak akan menyebutnya ini, aku akan menyebutnya itu; engkau mau memanggilnya Tom, tetapi aku akan memanggilnya Harry. Aku harus memamerkan kecemerlanganku." Sifat macam apa ini? Bukankah ini terlalu arogan? Namun, apakah Tuhan memiliki watak semacam itu? Apakah Tuhan memiliki keberatan apa pun terhadap hal yang Adam lakukan ini? Jawabannya tegas, sama sekali tidak! Dari watak yang Tuhan ungkapkan, tidak terkandung sedikit pun argumentasi, arogansi, maupun pembenaran diri. Di sini, hal ini sangat jelas. Ini hanya hal yang sangat kecil, tetapi jika engkau tidak memahami esensi Tuhan, jika hatimu tidak mencoba mencari tahu bagaimana Tuhan bertindak dan apa sikap Tuhan, maka engkau tidak akan mengetahui watak Tuhan atau melihat ungkapan dan penyingkapan watak Tuhan. Bukankah demikian? Setujukah engkau dengan apa yang baru saja Aku jelaskan? Sebagai respons terhadap tindakan Adam, Tuhan tidak mengumumkan dengan suara keras: "Engkau melakukannya dengan baik. Engkau benar. Aku setuju." Namun di dalam hati-Nya Tuhan menyetujui, menghargai, dan memuji apa yang Adam lakukan. Inilah hal pertama sejak penciptaan yang manusia lakukan bagi Tuhan sesuai arahan-Nya. Ini adalah sesuatu yang manusia lakukan mewakili Tuhan dan atas nama Tuhan. Di mata Tuhan, ini memunculkan kecerdasan yang telah Dia anugerahkan kepada manusia. Tuhan melihatnya sebagai hal yang baik, hal yang positif. Apa yang Adam lakukan pada saat itu merupakan manifestasi pertama dari kecerdasan Tuhan dalam diri manusia. Itu adalah manisfestasi yang baik dari sudut pandang Tuhan. Yang ingin Aku katakan kepadamu di sini adalah bahwa tujuan Tuhan menambahkan sebagian dari apa yang dimiliki-Nya dan siapa Diri-Nya dan kecerdasan-Nya kepada manusia adalah agar umat manusia dapat menjadi makhluk hidup yang memanifestasikan Dia. Melihat makhluk hidup seperti itu melakukan hal-hal atas nama-Nya adalah sesuatu yang sangat Tuhan rindukan. Sumber Artikel dari "Belajar Alkitab" |
|
Total comments: 0 | |